Sedekah Takjil, Tradisi Rutin Ramadhan Masjid Luar Batang

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nashih Nashrullah

Selasa 07 May 2019 22:55 WIB

Warga berdoa saat berziarah di Masjid Luar Batang, Jakarta. Foto: Republika/Mahmud Muhyidin Warga berdoa saat berziarah di Masjid Luar Batang, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Keramat Luar Batang atau dikenal dengan sebutan Masjid Luar Batang, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara memprogramkan sedekah takjil bagi warga di sekitar masjid. Takjil diberikan secara swadaya oleh warga secara bergiliran di sepanjang Ramadhan.  

Seksi Dakwah DKM Luar Batang, Maswi (48 tahun), mengatakan program sedekah takjil sudah berlangsung sejak enam tahun yang lalu. Sedekah takjil berasal dari warga Luar Batang tepatnya Rukun Warga (RW) 01, 02, dan 03. Nantinya, takjil ini akan diatur sampai akhir bulan puasa atau mencapai 30 hari berpuasa.  

Baca Juga

“Setiap harinya ada enam sampai tujuh orang yang sedekah takjil ke masjid. Sedekah takjil ini tidak wajib. Begitu pun menu makanan dan minuman tidak diatur. Melainkan dibebaskan apa saja semampu warga tersebut untuk menyumbang,” kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (7/5). 

Kemudian, sedekah takjil ini tidak hanya berasal dari warga tetapi juga dari para donatur baik berupa makanan, minuman, atau uang. Tentunya, siapapun yang memberikan akan diatur DKM untuk kemaslahatan umat di masjid Luar Batang. “Ada juga donatur yang ngasih sedekah untuk takjil. Ya kami terima dan kami bagikan kepada umat,” terangnya.

Peningkatan pengunjung Masjid Luar Batang mencapai 20 sampai 30 persen selama  Ramadhan. Banyak pengunjung yang beriktikaf di masjid terutama saat memasuki saat pekan ketiga Ramadhan.

“Kegiatan rutin kami di sini mulai dari shalat wajib, kultum, pembagian takjil, shalat tarawih, tadarus, hingga shalat malam. Ada juga kegiatan TPA yang tidak dipungut biaya. Guru-gurunya dari pengurus masjid,” ujarnya. 

Sementara itu, masjid Luar Batang merupakan salah satu masjid tertua di DKI Jakarta serta Jakarta Utara. Selain itu, di belakang masjid ini terdapat makam seorang ulama bernama Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus.  

“Banyak banget yang ziarah kesini apalagi pejabat negara bahkan mantan presiden juga ke sini. Di sini juga kan juga ada makam ulama Habib Husein. Habib Husein ini yang membangun masjidnya. Masjid ini umurnya sekitar 300 tahun,” ucapnya.

Di luar area masjid Luar Batang ini juga ada makam keluarga dari Habib Husein. Pengunjung selalu ramai berziarah tidak hanya Ramadhan. Maswi yang tinggal di Luar Batang sejak lahir berharap kegiatan positif ini terus berlangsung sampai kapanpun. “Ini kegiatan positif jadi tidak ada salahnya apalagi kalau bulan Ramadhan. Kami harus saling membantu bagi yang membutuhkan,” ujarnya. 

Camat Penjaringan, Muhammad Andri, mengatakan memang di Masjid Luar Batang tradisi rutin Ramadhan adalah sedekah Takjil. Masjid Luar Batang itu selalu ramai pengunjung apalagi malam jumat dan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

“Paling tua itu masjid di DKI Jakarta dan Jakarta Utara. Sudah jadi cagar budaya. Ada makamnya juga disitu Habib Husein. Ya selalu ramai kunjungan ziarah serta wisata religi kunjungan dari seluruh Indonesia dan mancanegara,” ucapnya.

Menurut Andri, pengunjung yang datang selain berziarah juga membaca doa dzikir seharian. Lantaran, masjid ini memang menjadi salah satu rute kunjungan makam wali. Letak masjid ini 50 meter dari laut berseberangan dengan pelabuhan Sunda Kelapa.    

 

Terpopuler