Pesan Mahathir Mohamad Soal Buka Puasa yang Ideal

Rep: Umi Soliha/ Red: Hasanul Rizqa

Selasa 07 May 2019 14:41 WIB

Presiden Kunjungan PM Malaysia. PM Malaysia Mahathir Mohamad memberikan keterangan pers bersama saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6). Foto: Republika/ Wihdan Presiden Kunjungan PM Malaysia. PM Malaysia Mahathir Mohamad memberikan keterangan pers bersama saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malaysia telah menetapkan awal Ramadhan jatuh pada Senin (6/5) lalu. Seperti halnya negara-negara mayoritas Muslim, datangnya bulan suci itu disambut dengan gembira.

Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menyampaikan selamat berpuasa Ramadhan untuk segenap rakyat setempat. Selain itu, sosok yang kini berusia 93 tahun itu menyampaikan nasihat-nasihat. Kali ini, soal berbuka puasa.

Baca Juga

Pemimpin yang juga lulusan sekolah kedokteran ini meminta masyarakat Malaysia untuk mengontrol konsumsi makanan selama Ramadhan, utamanya ketika berbuka puasa.

Di banyak kota dan daerah negeri jiran itu, marak adanya bazar Ramadhan yang dihelat tiap sore hari atau menjelang azan maghrib.

Bazar-bazar itu menggelar banyak sajian makanan dan minuman. Bagi mereka yang berpuasa, pemandangan seperti itu mungkin akan membangkitkan selera. Dengan begitu, momen buka puasa bisa menjadi "pelampiasan" diri yang sudah seharian lapar.

Bagi Mahathir Mohamad, seorang Muslim yang berpuasa hendaknya tetap mengendalikan diri. Misalnya, tak terburu nafsu dalam membeli makanan-minuman.

Belilah yang sesuai kebutuhan saja, misalnya, untuk kecukupan berbuka puasa. Jangan membeli yang melampaui kapasitas perut. Dia khawatir, pembelian yang berlebihan hanya akan menyisakan makanan alias mubazir. Di samping itu, makan secara berlebihan juga kurang baik bagi kesehatan.

"Saya berharap, kita semua akan menjadi manusia yang lebih baik dan terus berusaha menahan diri dari hal–hal yang dilarang Allah SWT," tuturnya dalam video singkat berdurasi satu menit, seperti dilansir Business Insider, Selasa (7/6).

Di sisi lain, dengan nasihatnya itu Dr. M--demikian ia akrab disapa--tak bermaksud mengurangi omzet para pedagang. Dia pun mengaku senang, Ramadhan dapat menggenjot perekonomian masyarakat.

"Ini adalah kebaikan puasa selama bulan Ramadhan," tutur dia.

Lembaga riset Vase.ai baru-baru ini melakukan jajak pendapat terhadap 1.077 orang responden Muslim Malaysia. Hasilnya menunjukkan, sebagian besar mereka sangat menikmati kunjungan di bazar Ramadhan.

Sekitar 80 persen responden menyebut, variasi makanan menjadi hal yang menarik perhatian mereka dari tiap bazar Ramadhan. Sekitar 70 persen responden mengungkapkan, uang mereka dihabiskan uang untuk membeli makanan/minuman selama di sana.