REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Setiap menginjak bulan puasa, berbagai macam hidangan khas banyak bermunculan pada momentum tahunan ini. Salah satu kuliner khas Ramadhan yang menanti adalah satai susu di Kampung Jawa, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, Denpasar Barat.
Satai-satai susu itu dipajang di sepanjang gang area Masjid Baiturrahmah. Satai susu di Kampung Jawa ini selalu menjadi menu andalan untuk berbuka dan banyak dicari.
"Biasanya saya beli asli puting sapi ini di langganan, sudah otomatis mau bulan puasa pesanannya dibawakan ke sini. Setiap hari saya membeli 5 kilogram dan dijual dengan harga Rp 2.500 per tusuk satai," kata pedagang setempat bernama Apung Siti Warsito.
Para pedagang menjajakan satai susu ini setiap menyambut bulan puasa dan hari raya Nyepi. Harga yang pas di kantong juga membuat para pembeli tidak segan-segan merogoh kocek untuk membawa sekitar 20 hingga 40 tusuk satai susu sebagai menu berbuka puasa.
"Paling laku ketika Ramadhan, ya, satai susu, kayak paling sering dicari juga. Makanya setiap Ramadhan saya selalu menjual satai ini. Alhamdulilah, selalu habis setiap harinya," kata Apung.
Pembuatan dari satai susu tidak sulit, tetapi juga memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bahan dasarnya berasal dari kumpulan puting susu sapi.
Selanjutnya, puting susu sapi tersebut direbus dua sampai empat jam. Setelah direbus, puting susu sapi dipotong-potong berbentuk dadu. Potongan tersebut kemudian dibumbui dengan bumbu plecing khas Bali kreasi masing-masing pedagang.
Total waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan satai susu sekitar setengah hari sampai siap dipasarkan. Satai susu paling pas dipasangkan dengan lontong, bumbu sambal, dan sambal kuning. Satai ini tidak bisa disimpan terlalu lama, jadi hanya bisa dikonsumsi pada hari yang sama saat membeli.