REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ratusan warga dari berbagai daerah mengikuti tradisi pembagian bubur samin yang merupakan makanan khas Banjarmasin. Ratusan warga mengantre bubur untuk takjil berbuka puasa dalam rangka menyambut Ramadhan di Masjid Darussalam Kampung Jayengan Serengan Solo, Senin (6/5) sore.
Tradisi pembagian bubur samin kepada warga sekitar masjid sudah dilakukan sejak 1930 oleh para saudagar asal Banjarmasin yang merantau di Solo. Hingga sekarang tradisi ini tetap dilestarikan. Ratusan warga sudah mengantre sejak pukul 15.30 WIB demi mendapatkan bubur samin.
Choirul Anwar selaku perwakilan Yayasan Darussalam Solo mengatakan bubur samin merupakan makanan khas Banjarmasin. Bubur ini dibuat dengan komposisi beras, santan, aneka sayuran, rempah-rempah, susu, serta daging sapi.
Sekitar 50 kilogram bubur diolah setiap hari untuk konsumsi para jamaah yang hadir. Proses memasak dimulai sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Choirul menjelaskan bubur samin akan dibagikan selama bulan puasa. Pembagian bubur akan dilaksanakan mulai Senin (6/5) hingga 4 Juni 2019 menjelang berbuka puasa.
Menurutnya dana yang dibutuhkan untuk kegiatan pembagian bubur samin khas Banjarmasin tersebut total sekitar Rp 100 juta. Dana ini berasal sumbangan dari berbagai pihak. Bahkan, ada dana bantuan dari luar negeri karena mengetahui kegiatan pembagian bubur samin ini.
Acara pembagian bubur samin di Masjid Darussalam juga dihadiri Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo. Achmad mengapresiasi pembagian bubur samin di Masjid Darussalam Solo setiap menjelang buka puasa.
"Kegiatan ini dilakukan setiap tahun karena dapat menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Solo serta rasa gotong royong juga tetap terpelihara. Solo menjadi kota yang aman, nyaman, dan pantas dikunjungi serta ditinggali," katanya.
Sarjono, salah satu warga Solo, sengaja datang ke Masjid Darussalam Jayengan untuk mendapatkan bubur samin. Ia meyakini orang mendapat bubur ini akan banyak berkah dan rejeki. "Bubur ini juga mempersatukan warga karena semua masyarakat berbagai golongan datang ingin merasakan bubur samin yang lezat ini," kata pria 40 tahun itu.