REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan kerap disebut sebagai Bulan Alquran. Sebab, pada masa itulah Alquran pertama kali diturunkan dari lauhul mahfuz ke langit dunia. Demikian dijelaskan Ustaz Yusuf Mansur. Untuk itu, dia mengingatkan diri sendiri dan umat Islam umumnya untuk menggiatkan tadabur Alquran selama Ramadhan.
Dia mengatakan, masyarakat Muslim di Indonesia umumnya sudah terbiasa dengan budaya mengkhatamkan Alquran. Akan tetapi, jangan dilupakan pentingnya merenungi isi dan hikmah Alquran, misalnya, melalui membaca serta mempelajari arti ayat-ayat kitab suci itu.
"Untuk tadabur Alquran perlu mengingatkan diri saya sendiri dan kita semua bahwa kita perlu juga membaca serta mempelajari arti dan terjemahannya," kata Ustaz Yusuf mansur saat diwawancarai Republika.co.id, akhir pekan lalu.
Pendiri PPPA Daarul Qur'an itu mengingatkan, kegiatan membaca Alquran hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin. Misalnya, dengan menyiapkan buku catatan dan pena di samping mushaf Alquran. Hal itu agar diri siap mencatat apa-apa yang ditemukan dari Alquran saat membacanya.
Kemudian, lanjut Ustaz Yusuf Mansur, penting pula pertama-tama bertanya kepada diri sendiri. Sudahkah diri mengkhatamkan terjemahan Alquran? Sudahkah diri mencoba mempelajari dan memahami terjemahan ayat-ayat suci itu?
"Demi Allah saya selama berinteraksi dengan Alquran mendapati begitu banyak pelajaran, inspirasi, motivasi yang membesarkan hati saya," ujarnya.
Sosok yang akrab disapa UYM ini menuturkan, Alquran akan membesarkan dan menerangi hati para pembacanya. Alquran juga akan mengangkat derajat orang beriman yang selalu hidup dan berinteraksi dengannya.
Maka, mempelajari Alquran jangan sampai dihalang-halangi dalih apa pun. Upayakan selalu ada waktu untuk membaca dan mengkaji Alquran. Jangan sampai tidak memperhatikan dan melihat isi Alquran semasa hidup. Sebab, menurut UYM, mengaji Alquran sesungguhnya adalah berinteraksi dengan Allah Ta'ala. Saat seseorang mempelajari ayat-ayat Alquran, Allah-lah yang langsung menasihati diri orang itu.
"Yang memberi nasihat bukan orang, bukan teman, bukan sahabat atau saudara, bukan orang yang paling hebat, paling terkenal dan paling bijak, tapi ketika kita mempelajari Alquran sama dengan kita dinasihati oleh Allah pemilik penguasa jagat raya ini," jelasnya.