REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta operasional bus lebih tertib dengan harus masuk ke terminal. Terlebih saat mulai memasuki musim mudik banyak bus yang mengangkut penumpang di masing-masing loket pembelian tiket masing-masing tidak masuk ke terminal.
"Jadi saya minta kepada pemerintah daerah atau provinsi melakukan low improvement, nggak boleh mangkal-mangka itu (bus) di masing-masing tempat," kata Budi usai menijau fasilitas Terminal Bus Mangkang, Semarang, Ahad (5/5).
Budi meminta, setiap bus yang beroperasi tidak boleh berpusat di banyak titik. Dengan begitu, akan memudahkan para penumpang bus, terutama masyarakat yang menggunakan antarmoda.
Dia menuturkan, jika bus tidak masuk ke dalam terminal, pada akhirnya banyak masyarakat tidak tertarik. "Contohnya tadi lihat penumpang jurusan Surabaya mustinya mereka ke sini tetapi bus jurusan jauh itu lebih senang di tempatnya masing-masing. Ini tidak boleh," jelas Budi.
Budi nenilai hal tersebut juga terjadi di Jakarta, tidak hanya do daerah saja. Untuk itu Budi meminta setiap pemerintah daerah konsisten dan bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam memberdayakan untuk memaksimalkan transportasi antarmoda.
Selain itu, Budi juga merencanakan untuk mengusulkan penambahan anggara dalam merawat terminal tipe A yang sudah dialihkan kepada Kemenhub. "Ya kami lagi minta mengusulkan nanti 2020 itu bisa (anggaran untuk perawatan terminal bus) mencapai Rp 500 miliar untuk seluruh terminal tipe A," kata Budi.
Budi menjelaskan, selama ini terminal bus tipe A diserahkan kepada Kemenhub, namun dana yang dimiliki relatif kecil. Dia menilai satu terminal besar seperti Terminal Mangkang jika hanya dianngarkan Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar tidak akan efektif.
"Jadi kita akan renovasi, katakan Rp 50 miliar bisa menjadi lebih bagus agar orang tertarik naik bus," tutur Budi.