REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masyarakat Kota Yogyakarta diminta untuk tidak melakukan sahur on the road. Hal ini dikarenakan banyaknya potensi kejahatan jalanan yang dapat terjadi.
Kapolres Kota Yogyakarta, Kombes Pol Armaini mengatakan, bagi masyarakat yang ingin berbagi saat sahur maupun saat berbuka puasa, dapat dilakukan di masjid atau bekerja sama dengan lembaga keagamaan. Dengan begitu, kejahatan jalanan dapat diantisipasi dan diminimalisasi.
"Lebih positif dalam beramal. Apabila masyarakat ingin berbagi, lebih baik disalurkan ke yang lebih tepat," kata Armaini.
Imbauan ini ia katakan melihat kejadian yang pernah terjadi pada Ramadhan sebelumnya. "Tahun lalu, ada mahasiswa sahur on the road malah jadi korban klitih," ujarnya.
Selain itu, dengan berkeliling membagikan makanan di malam hari juga berisiko. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
"Bisa saja nanti kecelakaan lalu lintas karena di jam-jam dua atau tiga itu sudah gelap, dan kurang tidur," kata dia.
Selain soal sahur, Kombes Pol Armaini juga meminta masyarakat untuk tidak menggunakan petasan di Bulan Ramadhan. Jika ditemukan pelangaran, pihaknya akan langsung melakukan penindakan.
"Kita lakukan penindakan nanti, karena petasan itu tentu saja itu sifatnya bahan peledak. Walaupun low explosive, itu membahayakan," kata Armaini.
Penindakan dilakukan dengan tujuan menimbulkan suasana aman dan nyaman selama Bulan Ramadhan. Sehingga, masyarakat yang ingin melakukan ibadah pun tidak terganggu.
"Ramadhan banyak kegiatan ibadah, tarawih, tadarus dan kita tidak ingin (pengguna petasan) mengganggu suasana itu. Saya akan menindak sispa saja yang mengganggu ketertiban kenyamanan masyarakat," kata dia.
Tidak hanya pengguna petasan, penjual petasan juga diminta untuk tidak menjual petasan di Bulan Ramadhan. Selain mengganggu kenyamanan masyarakat, petasan juga dapat melukai seseorang.