Hilal tak Terlihat di Padang karena Tertutup Awan

Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Ahad 05 May 2019 20:22 WIB

Santri melihat posisi hilal untuk menentukan awal Ramadhan dengan menggunakan teleskop di Pondok Pesantren Assalam, Pabelan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (5/5/2019). Foto: Antara/Mohammad Ayudha Santri melihat posisi hilal untuk menentukan awal Ramadhan dengan menggunakan teleskop di Pondok Pesantren Assalam, Pabelan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (5/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang Irwan Slamet menyatakan hasil pengamatan hilal untuk penentuan awal Ramadhan di Padang tak terlihat karena tertutup awan. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang bersama Kementerian Agama Sumatra Barat.

"Berdasarkan hasil hisab posisi hilal sudah di atas lima derajat, namun cuaca di Padang hujan sehingga tak bisa dilihat karena terhalang awan ," kata Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang Irwan Slamet di Padang, Ahad (5/5).

Baca Juga

Ia menyampaikan itu usai melakukan rukyatul hilal di di Tempat Evakuasi Sementara Nurul Haq Jondul IV Parupuk Tabing. Irwan menjelaskan berdasarkan hasil hisab yang dilakukan oleh BMKG, waktu konjungsi ijtimak terjadi pada Ahad (5/5), pukul 05.45 WIB tepat pada posisi 44,180 derajat Celsius.

Waktu terbenam Matahari pada Ahad (5/5) terjadi paling awal di Merauke, Papua yakni pukul 17.29 WIT dan paling akhir terjadi di Sabang Aceh pada pukul 18.46 WIB. Ia menjelaskan dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum waktu Matahari terbenam, Ahad (5/5). 

Maka bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuan awal Ramadhan 1440 Hijirah otomatis pelaksanaan rukyatul hilal dilaksanakan setelah Matahari terbenam pada Ahad (5/5). Untuk ketinggian hilal pada saat Matahari terbenam berkisar 4,52 derajat Celsius di Jayapura sampai dengan 5,75 derajat Celsius di Tua Pejat, Kepulauan Mentawai, Sumbar.

Di Sumatra Barat, Matahari terbenam paling awal pada pukul 18.13 WIB di daerah Sungai Dareh dan Padang Aro, sedangkan terakhir pukul 18.21 WIB di Simpang Ampek. Dia mengatakan jika cuaca tidak hujan hilal akan terlihat selama 23 menit di Padang, akan tetapi karena cuaca hujan sehingga terhalang awan.

Ketua Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Sumbar Asasriwarni mengatakan berdasarkan hisab disepakati hilal itu ada ketika ketinggian minimal dua derajat Celsius."Artinya kalau sudah lima derajat dapat dinyatakan Ramadhan telah masuk dan puasa dilaksanakan esok hari," katanya.

Kepala Kantor Kemenag Sumbar Hendri menyampaikan hasil pengamatan langsung dilaporkan kepada sidang isbat yang digelar Kementerian Agama di Jakarta."Untuk penentuan kapan 1 Ramadhan 1440 Hijriah kita tetap menunggu hasil sidang," ujarnya.

Sidang isbat diikuti pakar dan akademisi yang menguasai metode hisab dan rukyat, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan ormas Islam. Ia mengimbau masyarakat melaksanakan puasa Ramadhan berdasarkan keputusan yang ditetapkan pemerintah pada malam ini.