REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqi Siradj mengumumkan hasil rukyatul hilal yang telah dilakukan Lembaga Falakiyah PBNU. Kiai Said mengatakan, Lembaga Falakiyah telah melaksanakan tugasnya di beberapa titik di Indonesia untuk melihat hilal dengan mata telanjang.
Berdasarkan laporan dari tim rukyatul hilal PBNU, kata Kiai Said, hilal sudah dapat dilihat dari empat titik, yang di antaranya dilihat di salah satu pantai di Kabupaten Gresik, Jawa Tikur. Di sana, hilal telihat pada pukul 17.24 WIB dengan tinggi hilal 5 derajat.
Selain itu, hilal juga terlihat di daerah Bangkalan dan Sukabumi. Karena itu, PBNU menyimpulkan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Senin (6/5) besok.
“Karena itu kita menyimpulkan bahwa berdasarkan rukyatul hilal yang berhasil dilakukan di empat titik, kita menyimpulkan bahwa awal Ramadhan 1440 H jatuh pada besok hari senin 6 Mei 2019,” kata Kiai Said saat mengumumkan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusa, Ahad (55) petang.
Penentuan awal Ramadhan tersebut ditayangkan secara live di media sosial. Kiai Said tampak didampingi Sekretarus Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zainy. Kiai Said kemudian mengucapkan selamat kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk menunaikan puasa Ramadhan dengan penuh keimanan, keikhlasan, dan ketakwaan.
“Jadikanlah Ramadhan mementum kerohanian, dan meperbanyak ibabdah, zikir dan bersedekah, terlebih-lebih akhlakul karimah,” ucap Kiai Said.
Kiai Said berpesan kepada umat Islam agar menghindari fitnah dan mengisi dengan perbuatan-perbuatan yang positif di Bulan Ramadhan. Menurut dia, dalam menjalankan puasa umat Islam harus menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Selain itu, Kiai Said juga berpesan agar umat Islam menahan diri untuk beraktifitas di media sosial, apalagi dengan menyebarkan fitnah. Karena, menurut dia, ibadahnya tidak akan berarti apa-apa jika menyebarkan fitnah saat berpuasa.
“Menahan makan minum sudah biasa, yang harus itu juga menahan medsos. Mengisi dengan konten-konten yang positif,” kata Kiai Said.