Dua Keutamaan Ramadhan

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Agung Sasongko

Sabtu 04 May 2019 09:25 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: Pixabay Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan dalam kalender Hijriah merupakan salah satu bulan yang disucikan. Ramadhan juga memiliki keutamaan.

Ustaz Oemar Mita menyebut, ada dua keutamaan Ramadhan. Pertama, bulan tersebut merupakan kesempatan dimana pahala ibadah seseorang dilipatgandakan.  Kedua, Ramadhan adalah bulan yang paling disukai oleh Allah untuk mengampuni dosa hambanya.

Oleh karena itu, Rasulullah menambahkan porsi ibadahnya di Bulan Ramadhan.  "Mengencangkan sarungnya, membangunkan keluarganya untuk beribadah, dan menambah shalat malamnya semakin lama," kata Ustaz Oemar Mita.

Ketua Majelis Dakwah Islam Indonesia (Madina) itu menegaskan, gambaran keistimewaan Ramadhan juga tercermin dalam beberapa riwayat.  Salah satunya berasal dari sahabat Nabi, Thalhah. Thalhah menceritakan dua sahabat nabi yang masuk Islam secara bersamaan.

Keduanya turut serta berjihad. Namun, salah satunya meninggal di medan jihad. Sedangkan satu sahabat lain tetap hidup hingga satu tahun kemudian.

Hingga suatu ketika, Thalhah bermimpi tentang dua sahabat tersebut. Dalam mimpinya, Thalhah melihat keduanya masuk surga. Akan tetapi, sahabat yang meninggal di luar medan jihad justru memasuki surga terlebih dahulu. Hal itu membuat Thalhah terheran.

Mimpi Thalhah tersebut sampai ke telinga Rasulullah. Rasul menjawab, sahabatnya yang meninggal di luar medan jihad itu berekesempatan memasuki surga terlebih dahulu, pasalnya ia memiliki dua amalan tambahan yang besar pahalanya. Dua amal tersebut adalah shalat dan Bulan Ramadhan.

Ustaz menambahkan, bulan Ramadhan berasal dari kata Ramadha-yarmudhu yang artinya panas yang membakar. "Artinya panas membakar itu menandakan bahwa matahari bersinar terik menyengat saat Ramadhan. Kecuali satu hari, yakni malam lailatur qadar," kata Ustaz Oemar Mita.

Selain itu, Ustaz tersebut menambahkan, panas yang membakar juga berarti bahwa Ramadhan adalah bulan yang membakar dosa seorang muslim. Pasalnya kata ramadha-yarmudhu memiliki makna membakar hal yang bersifat abstrak.