Kegembiraan Orang yang Berpuasa

Red: Agung Sasongko

Sabtu 04 May 2019 08:00 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: Pixabay Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyandang status sebagai salah satu rukun Islam yang lima membuat puasa Ramadhan begitu mulia. Dia adalah tamu yang dirindukan. Dengan membawa beragam fasilitas, Ramadhan datang setiap tahun.

Dia membawa ampunan bagi bermacam dosa dan tiket emas ke surga. Umat berdesak-desakan mengejarnya. Terlampau banyak hadis yang meriwa yatkan tentang keutamaannya. Sampai-sampai, Allah SWT di dalam salah satu hadis qudsi mengatakan, "Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya."

Baunya mulut orang yang ber puasa bahkan amat harum di sisi Allah. Aromanya lebih harum ketimbang minyak kesturi. Ber bahagialah kita orang-orang yang berpuasa.

Kegembiraan kita saat berbuka akan dibalas ketika bertemu dengan Allah SWT. "Orang berpuasa itu memiliki dua kegembiraan, yakni ketika berbuka puasa dan saat bertemu dengan Rabb-nya." (Muttafaq Alaihi).

Berpuasa akan menyucikan dan membersihkan jiwa dari kotoran dan buruknya kelakuan. Lewat puasa, jalan setan di dalam tubuh manusia akan dipersempit. Shaleh al Fauzan dalam Fiqih Sehari-hari menjelaskan, jika seseorang terus makan dan minum, dia mudah menuruti syahwat dan keinginannya. Semangat untuk beribadah pun berkurang. Lewat puasa, membuat seseorang lebih senang dengan akhirat. Dia pun termotivasi untuk menyayangi para dhuafa karena bisa merasakan perihnya perut mereka.

Berdasarkan keterangan dari surah al-Baqarah ayat 187, ibadah puasa dilakukan saat hadirnya benang putih dari benang hitam, yakni fajar. Puasa lantas disempurnakan sampai malam. Itulah yang disebut dengan fajar shadiq. Saat pagi hari, warna putih telah menyebar horizontal di cakrawala. Dia pun berakhir dengan tenggelamnya matahari.

Untuk menjalani sehari penuh tanpa makan dan minum, kita pu n diberi bekal berupa makan pada waktu sahur. "Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur mengandung berkah." (HR Bukhari dan Mus lim). Banyak sekali riwayat yang menganjurkan makan sahur meski sekadar untuk meminum seteguk air. Waktu sahur terjadi sebelum munculnya fajar.

Apabila seseorang bangun tidur sebelum terbit fajar dalam keadaan junub atau suci dari haid nya, sebaiknya ia makan sahur terlebih dahulu. Dia pun dianjurkan untuk mengakhirkan mandi janabah hingga setelah terbitnya fajar.

Shaleh al-Fauzan dalam menjelaskan, sebagian orang menyegerakan makan sahur pada tengah malam. Mereka terjaga hingga larut malam kemudian ma kan sahur. Mereka pun tidur beberapa jam sebelum fajar. Potensi kesalahan yang mereka per buat, yakni berpuasa sebelum wak tunya. Tidak melakukan sha lat Subuh berjamaah karena tertidur atau setidaknya terlambat menunaikan shalat subuh.

Berbuka puasa bisa segera di mulai saat seseorang telah melihat tenggelamnya matahari atau adanya dugaan yang kuat tentang masuknya waktu Maghrib berda sarkan pemberitahuan orang yang dapat dipercaya. Di dalam hadis qudsi, Rasulullah SAW ber sabda bahwa Allah berfirman, "Sesungguhnya hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah yang paling dahulu berbuka puasa."

Menu sunah bagi seseorang yang hendak berbuka adalah kur ma basah. Jika tidak ada, bisa berbuka dengan kurma kering. Al ter natif lainnya adalah air. Di dalam salah satu hadis riwayat Ah mad dan Abu Dawud, dari Anas bin Malik Ra bahwa ia ber kata, Rasulullah selalu berbuka puasa sebelum shalat dengan kur ma yang masih basah. Jika be liau tidak menemukannya, de ngan kur ma yang kering dan be liau meminum beberapa hirupan air."

Apabila seseorang tidak me nemukan kurma yang masih ba sah, kurma kering atau air, ia bisa berbuka dengan makanan atau minuman yang ada padanya. Ada hal yang perlu diperhatikan. Se bagian orang terkadang berbuka sekaligus makan malam. Mereka meninggalkan Shalat Maghrib berjamaah di masjid. Mereka ke hilangan pahala yang besar.

Dianjurkan untuk berbuka ala kadarnya di rumah terlebih dahulu. Kemudian, bisa menunai kan shalat berjamaah di masjid, setelah itu makan malam. Ketika berbuka puasa, dianjurkan bagi seseorang untuk berdoa sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya seseorang yang sedang berbuka puasa mempunyai doa yang tidak ditolak." Di antara doa yang berasal dari Rasulullah SAW adalah, "Ya Allah, aku berpuasa untuk-Mu, dan aku berbuka dengan rezeki dari-Mu." Saat berbuka, Rasulullah SAW juga pernah berdoa, "Hilanglah rasa dahaga, uraturat basah, dan pahala pun insya Allah menjadi tetap."

Terpopuler