Ramadhan, Bagaikan Nabi Yusuf di Tengah Saudara-saudaranya

Rep: M Riza Wahyu Pratama/ Red: Hasanul Rizqa

Jumat 03 May 2019 21:24 WIB

Ustaz Oemar Mita Foto: Republika/Riza Wahyu Pratama Ustaz Oemar Mita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan bulan suci Ramadhan selalu dinanti-nanti kaum Muslimin sedunia. Inilah masa ketika nilai dan pahala amal ibadah dilipatgandakan. Dua rukun Islam terjadi pada bulan ini, yakni puasa dan zakat fitrah. Selain itu, Alquran juga diturunkan pada suatu malam bulan Ramadhan dahulu kepada Nabi Muhammad SAW. Masih banyak lagi keutamaannya.

Hal itu dipaparkan Ketua Majelis Dakwah Islam Indonesia (Madina), Ustaz Oemar Mita. Dia menjelaskan, Ramadhan adalah bulan yang teristimewa sepanjang satu tahun. Mulianya bulan Ramadhan dapat dianalogikan dengan Nabi Yusuf AS di antara saudara-saudaranya.

Baca Juga

Seperti diketahui, Nabi Yusuf merupakan salah seorang dari 12 anak Nabi Yakub AS. Suatu kali, Nabi Yusuf yang waktu itu masih muda bermimpi. Dalam mimpinya, dia melihat 11 bintang, bulan, dan matahari bersujud kepadanya. Ini diabadikan Alquran surah Yusuf ayat empat. Artinya, "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.'"

Belakangan, terkuak bahwa 11 bintang itu melambangkan 11 orang saudara Nabi Yusuf AS. Mereka telah datang ke Mesir untuk meminta bantuan dan membawa pesan dari ayahnya, Nabi Yakub.

Saat itu, mereka amat terkejut sekaligus merasa bersalah karena sang menteri Mesir yang ada di hadapan ternyata Yusuf. Ya, dialah saudara sendiri yang dahulu mereka buang ke dalam sumur.

Di antara 12 orang anak Nabi Yakub, hanya Yusuf yang menjadi nabi. Ini menandakan kemuliaannya di antara 11 saudaranya sendiri.

"Begitu pula dengan Ramadhan. Tidak ada bulan lain (dalam penanggalan Hijriah --Red) yang menyamai keistimewaan Ramadhan," kata Ustaz Oemar Mita saat mengisi kajian di Masjid al-Falah, Cipayung, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Bagaimanapun, tidak berarti bulan-bulan lainnya tidak mengandung hikmah. Sebagai contoh, ada Zulhijah dan Muharram. "Hanya saja, ada tanggal istimewa yang memiliki keutamaan mendekati Ramadhan," jelas Ustaz Oemar Mita.

Misalnya, 10 hari pada awal Zulhijah. Dalam beberapa riwayat disebutkan, amalan yang dilakukan pada rentang hari tersebut memiliki pahala layaknya berjihad di jalan Allah.

Selanjutnya, 10 hari pertama pada bulan Muharram. Bulan itu disebut pula sebagai Syahrullah (bulan milik Allah). Amal ibadah yang dikerjakan selama 10 hari itu memiliki nilai lebih bila dibandingkan pada hari-hari lainnya. Selain itu, ada pula sisi historis.

"Pada tanggal 10 Muharam, terdapat satu peristiwa penting. Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Firaun," ujar dia.

Meskipun kedua bulan tersebut memiliki hari-hari yang istimewa, durasinya tak mencapai 30 hari alias satu bulan penuh. "Pada bulan Muharam dan Zulhijah bisa jadi ada keutamaan. Tapi atmosfernya tidak seperti Ramadhan," tutur Ustaz Oemar Mita.

Terpopuler