REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menjalankan puasa Ramadhan selama beberapa hari di Sarajevo menjadi kenangan tidak terlupakan bagi penulis Asma Nadia. Bahkanibu dua anak ini ingin mengulangnya lagi.
“Saya salut banget. Buat saya ini pengalaman tak terlupakan di Yellow Fortress. Buka puasa itu ditandai dengan meriam,” kata dia saat ditemui Republika baru-baru ini.
Yellow Fortress adalah sebuah benteng yang berada di bukit tertinggi Sarajevo, Bosnia. Indahnya Kota Sarajevo dapat terlihat sejauh mata memandang dari Yellow Fortress. Benteng tersebut menjadi tempat berkumpulnya umat muslim Sarajevo untuk menunggu waktu buka puasa.
Di negara tersebut memang masyarakatnya mayoritas muslim. Tapi yang membuat Asma ingin menjalankan Ramadhan di negara itu lagi karena ia melihat Ramadhan sangat dirayakan di sana. Masyarakat menyambut Ramadhan dengan sangat gembira, berkumpul, hingga mereka memiliki satu panganan khusus yang hanya ada pada saat Ramadhan.
“Mereka sangat merayakan sekali terlihat ketika mereka menanti, dan berkumpul bersama. Kafe-kafe juga penuh. Bahkan kalau undang keluarga mereka berbuka puasa di luar, tidak lagi di rumah. Lalu mereka punya satu penganan yang hanya ada di bulan Ramadhan, saya lupa namanya tapi yang jelas enak dan agak cheesy,” jelas Asma.
Hidangan utama saat berbuka puasa adalah pita yaitu adonan tipis yang berisi daging, bayam, kentang, atau keju. Setelah penduduk desa mulai beternak, mereka memiliki simpanan produk susu dalam rangka mempersiapkan topa (hidangan yang terbuat dari mentega, krim, dan keju).
Topa dianggap masyarakat sebagai makanan yang paling sehat untuk Ramadhan. Ada juga sajian berupa sup, kue, dan makanan penutup ala Turki yang sangat populer selama Ramadhan.