REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Datangnya bulan suci Ramadhan sudah dinant banyak umat muslim tidak terkecuali penulis ternama Asma Nadia. Ada sejumlah ibadah yang selalu ia nantikan dalam setiap Ramadhan hingga menu favorit yang memang dirasa hanya ada pada saat Ramadhan.
“I'tikaf (ibadah favorit), seringnya kalau sudah bilangan ganjil terakhir Ramadhan, kita lakukan di Masjid Universitas Indonesia (UI). Tapi kalau awal-awal sampai tengah Ramadhan biasanya di rumah,” ucap Asma saat ditemui Republika baru-baru ini.
Menurut Asma, semua ibadah selama Ramadhan memang menjadi hal yang menyenangkan bagi dirinya dan keluarga. Misalnya seperti salat tarawih yang hanya ada di bulan Ramadhan. Ia dan keluarga tidak pernah ketinggalan untuk menjalankan salat tarawih.
Jika tidak sempat ke masjid, maka sehabis pulang dari manapun dia pasti akan selalu menjalankan salat tarawih berjamaah di rumah. “Dulu ayahnya yang jadi imam, sekarang Adam (anak kedua Asma) yang jadi imam,” tutur penulis novel Assalamualaikum Beijing ini.
Seusai shalat tarawih yang dijalankan di rumah, mereka biasanya mengadakan tausiyah yang dilakukan secara bergiliran. Misalnya dimulai dari sang suami, lalu dirinya, kemudian anak pertamanya, dan anak keduanya, begitu seterusnya secara bergiliran.
Selama sebulan penuh sepanjang Ramadhan, mereka sekeluarga juga mengaji bersama-sama dan harus sampai khatam 30 juz Alquran. Waktu kebersamaan selama Ramadhan merupakan harga termahal yang didapat Asma.
Ramadhan menjadi kesempatan untuk berkumpulnya keluarga secara lengkap, mengingat semua anggota keluarganya telah memiliki kesibukkan tersendiri. Anak pertamanya telah bekerja dan anak keduanya sedang mengurus masuk kuliah.
“Kakaknya (anak pertama Asma) sekarang sudah bekerja, jadi waktu bersama semakin miskin. Jadi saya menikmati momen buka puasa bersama bareng. Jadi hari pertama kita pasti buka puasa bareng,” jelas Asma.
Selain ibadah favorit, ada juga menu favorit penulis buku Surga yang tak Dirindukan itu pada saat Ramadhan yakni timun suri. Selama Ramadhan, timun suri harus selalu ada setiap hari pada saat berbuka puasa. Selain itu juga harus ada teh manis hangat.
“Yang selalu saya cari di Ramadhan itu buat saya timun suri dan tidak tergantikan ya itu timun suri. Lalu saya selalu ada teh manis. Kadang ada juga kolak, bubur ketan hitam, kemudian karena usia jadi sekarang nggak serakus dulu. Kalau dulu kan sehabis buka bisa langsung makan bubur sumsum terus nasi, sekarang nggak,” papar Asma.