REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menahan lapar seharian penuh, hidangan berbuka puasa yang paling diburu umumnya adalah makanan berat seperti nasi dan lauk pauknya. Masakan khas Minang, seperti rendang daging, bisa menjadi teman nasi yang sangat istimewa.
Rendang merupakan olahan daging bercita rasa pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu dan rempah-rempah. Hidangan asli Nusantara ini terkenal di mancanegara. Bahkan, menurut jajak pendapat yang dilakukan pada 2011 dan 2017, rendang dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia.
Jika dimasak dengan tepat, rendang akan tersaji dengan nikmat dan dagingnya empuk. Namun, pengolahan dan penyimpanan yang tidak tepat bisa mempengaruhi keawetan dari makanan itu sendiri. Apalagi di bulan Ramadhan, karena umat Muslim harus berpuasa di siang hari dan menyantap makanan hanya menjelang maghrib hingga batas sahur, maka penyimpanan rendang pun harus tepat.
Executive Sous Chef Sailendra Restaurant di JW Marriot Hotel, Heri Purnama, memberikan tips agar rendang lebih awet disimpan selama bulan puasa.
1. Perhatikan cara pemotongan daging
Cara memotong daging yang keliru bisa menghasilkan tekstur daging yang tidak sesuai harapan saat kita olah. Supaya daging rendang empuk, daging harus dipotong mengikuti (searah) arah serat.
Jika melawan arah serat, tekstur daging akan mudah pecah saat dimasak. Sebaliknya untuk olahan daging yang dibakar, daging sebaiknya dipotong melawan arah serat supaya daging tidak alot.
2. Masak bumbu dulu
Saat mengolah rendang, Chef Heri biasanya memasak daging beserta bumbu-bumbu terlebih dahulu tanpa santan. Daging dimasak hingga empuk. Setelah matang dan daging empuk, rendang disisihkan dan disimpan di chiller atau freezer.
Jika akan dikonsumsi, rendang dimasak terlebih dahulu dengan ditambah santan. Ini biasanya dilakukan jika porsi rendang yang dimasak banyak.
Jika ingin memasak langsung rendang beserta santan, daging dan bumbu-bumbu dimasak terlebih dahulu hingga daging empuk, barulah kemudian ditambahkan santan. Agar bumbu meresap sempurna dan daging empuk, rendang sebaiknya dimasak dengan api kecil selama beberapa jam.
3. Api kecil
Santan adalah salah satu bahan utama yang memberikan rasa gurih pada bumbu rendang. Nah, saat santan ditambahkan ke dalam masakan, rendang sebaiknya dimasak dengan api kecil sembari terus diaduk secara konsisten. Umumnya, daging dimasak hingga santan mengering.
Menurut Chef Heri, temperatur panas saat memasak perlu diperhatikan. Karena jika temperaturnya terlalu tinggi atau terlalu panas, rendang daging yang dihasilkan bisa alot.
"Semakin lama dimasak tetapi temperaturnya kecil, itu semakin bagus. Terakhir saat finishing, baru santannya dimasukkan dan diaduk sampai teksturnya kental," ujar Chef Heri, saat ditemui di Sailendra Restaurant di JW Marriot Hotel, beberapa waktu lalu.
4. Kandungan gizi
Karena mengandung santan, rendang yang terus-menerus dipanaskan bisa berubah kandungan gizinya. Menurut Chef Heri, lemak yang bagus bisa berubah menjadi lemak tak bagus jika masakan bersantan dipanaskan terus menerus. Karena itu, setelah matang, rendang sebaiknya dibagi dalam beberapa porsi penyimpanan. Sehingga, rendang bisa dikonsumsi sesuai satu kali kebutuhan.
Agar rendang awet dan tidak mudah basi, rendang sebaiknya disimpan di dalam wadah kontainer yang bersih dan ditutup rapat. Kemudian, simpan rendang di chiller atau freezer.
Jika rendang yang disimpan di chiller tidak dibagi dalam beberapa porsi, sendok untuk mengambil rendang pun harus diperhatikan. Pakailah sendok yang bersih saat mengambil rendang. Hal ini agar rendang tidak mudah basi.
"Jika langsung disajikan semua, jika tidak habis, bisa cepat basi. Jadi ambillah seperlunya, dan sisanya simpan di chiller," tambahnya.