REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kecelakaan yang terjadi dalam masa Operasi Ketupat 2018 dari Rabu (7/6) hingga Sabtu (23/6) atau H+8 sebanyak 1.921 kasus atau turun 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
"Dari H-8 hingga H+8 Lebaran, jumlah kecelakaan lalu lintas ada 1.921 kejadian, turun 30 persen dibandingkan dengan Ops Ramadniya tahun sebelumnya yang mencapai 2.745 kejadian," kata Kepala Bagian Penerangan Satuan Polri Kombes Pol Yusri Yunus dalam pesan singkat, Ahad (24/6).
Juga terjadi penurunan dampak kecelakaan dalam Operasi Ketupat 2018 hingga H+8 Lebaran dibanding data korban meninggal dunia dalam Ops Ramadniya 2017.
Kombes Yusri merinci jumlah korban meninggal pada Operasi Ketupat 2018 hingga H+8 Lebaran sebanyak 454 orang atau turun 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017, yakni 683 orang.
Ia menambahkan bahwa pada H+8 Lebaran, terjadi peningkatan arus balik melalui Tol Jakarta-Cikampek menuju ke Jakarta sebanyak 66.279 kendaraan yang berasal dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah atau naik sebesar 33 persen dari kondisi normal.
"Arus balik pada H+8 terpantau lalu lintas dari wilayah Jabar dan Jateng menuju Jakarta naik 33 persen dari kondisi normal," katanya.
Ia menambahkan, terjadi perlambatan kecepatan dan kemacetan di tol akibat telah beroperasinya truk-truk barang padahal masih dilarang.
"Kurang efektifnya sosialisasi Peraturan Menhub tentang pengaturan lalu lintas pada masa angkutan Lebaran dan kurang tegasnya polantas di lapangan dalam melarang mobil barang beroperasi di tol mengakibatkan mobil-mobil barang sudah banyak yang lewat tol," katanya.
Operasi Ketupat 2018 berlangsung selama 18 hari sejak 7 Juni-24 Juni 2018. Ada sebanyak 177 ribu personel gabungan TNI-Polri, Satpol PP, pemadam kebakaran dan jajaran instansi terkait yang disiagakan dalam operasi tersebut.
Polri pun menyiapkan sebanyak 3.097 pos pengamanan di seluruh Indonesia selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2018.