Pemudik Minta Jalur Khusus Balita di Bakauheni

Red: Ani Nursalikah

Kamis 21 Jun 2018 16:15 WIB

Pemudik memadati ruang tunggu untuk memasuki kapal Roll on-Roll (Ro-Ro) di pelabuhan penyeberangan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (20/6). Foto: Antara/Ardiansyah Pemudik memadati ruang tunggu untuk memasuki kapal Roll on-Roll (Ro-Ro) di pelabuhan penyeberangan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BAKAUHENI -- Kepadatan arus balik Lebaran 2018 di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Lampung Selatan pada H+6 dipadati pemudik. Pemudik yang membawa anak-anak balita meminta jalur khusus.

Berdasarkan data dari Posko Pelayanan PT ASDP Cabang Pelabuhan Bakauheni, Kamis, selama tiga hari ini jumlah penumpang arus balik terus meningkat. Dalam sehari, kapal feri yang disediakan PT ASDP Bakauheni sedikitnya menyeberangkan 20 ribu lebih pemudik pejalan kaki lewat Selat Sunda ke Pulau Jawa.

Namun, dibalik kemeriahan dan kepadatan tradisi tahunan ini, pemudik yang membawa anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) mengeluhkan tidak ada jalur khusus untuk balita. Saat antre mendapatkan tiket serta hendak masuk kapal, anak-anak mereka harus berdesakan di antara ribuan orang dewasa.

Ribuan pemudik pejalan kaki yang membawa anak balita terpaksa harus mengantre hingga berjam-jam dan berdesakan saat berjalan di gangway dan mendapatkan tiket elektronik. Para pemudik yang membawa balita pun harus ekstra hati-hati agar anaknya tidak lepas dari pegangan mereka.

Tak jarang anak- anak itu menangis karena terhimpit di antara ratusan pemudik lainnya. Namun, umumnya mereka tak dapat berbuat apa-apa karena tidak ada jalur khusus balita di gangway.

Yono (38 tahun), pemudik asal Lampung Timur yang akan kembali ke Tangerang mengharapkan ke depan di Pelabuhan Bakauheni ini ada jalur khusus pemudik yang membawa balita dan lansia. "Ya saya sih pengennya ke depan nanti di Bakauheni ada jalur khusus buat anak-anak, dari e-tiket sampai lajur anak. Anak saya harus berhimpit-himpitan dengan orang dewasa," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Rubi (35), seorang ibu dengan tiga anak yang sangat mengharapkan adanya jalur khusus anak-anak. "Kalau bisa nanti ke dapanya ada jalur khusus anak-anak mas, saya dan anak-anak harus berdesak-desakan mendapatkan e-tiket sampai gangway mas," katanya.

Puncak arus mudik khusus penumpang pejalan kaki diperkirakan terjadi pada hari Kamis ini, dengan jumlah 24 ribu penumpang yang menyeberang ke Pulau Jawa, sedangkan arus mudik gelombang kedua diperkirakan akan jatuh pada Sabtu dan Ahad (23-24/6), sebab masih ada sekitar 50 ribu pemudik pejalan kaki dan 420 ribu penumpang dalam kendaraan belum kembali ke Pulau Jawa.

Terpopuler