REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepadatan lalu lintas dari arah Kota Bukittinggi menuju Payakumbuh mulai cair pada Rabu (20/6) sore, atau bertepatan H+5 Lebaran 2018. Berdasarkan pantauan di lapangan, kendaraan bisa melaju di rentang kecepatan 40-60 km/jam pada jalur utama Bukittinggi-Payakumbuh.
Kepolisian Resor Kota Bukittinggi menyebutkan bahwa puncak arus balik sudah terjadi pada Selasa (19/6) siang hingga malam. Kapolresta Bukittinggi AKBP Arly Jembar Jumhana menjelaskan bahwa sebagian besar kendaraan pemudik, khususnya dari Riau, sudah meninggalkan wilayah Sumbar sejak H+3 kemarin.
"Hari ini hanya sebagian kecil kendaraan yang tersisa. Sebagian besar hanya perantau yang menghabiskan masa liburan ke beberapa objek wisata," ujar Arly di sela pantauannya di Pos Pengamanan Pasar Baso, Rabu (20/6).
Ia menambahkan, situasi lalu lintas selama libur Lebaran tahun ini lebih lancar dibanding tahun 2017. Waktu tempuh kendaraan dari satu titik menuju titik lain juga lebih singkat. Selama arus mudik misalnya, waktu tempuh Kota Padang menuju Bukittinggi rata-rata hanya 2,5-3,5 jam.
"Volume kendaraan yang membeludak dan menyebabkan kemacetan hanya pada hari puncak kemarin. Itu pun padatnya kendaraan tidak separah tahun lalu," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Bukittinggi AKP Sukur Hendri Saputra menjelaskan bahwa kemacetan di sejumlah titik di Sumbar lebih disebabkan oleh aktivitas masyarakat di pasar tumpah. Adanya pasar tumpah di sejumlah titik sepanjang jalur Baso-Payakumbuh ikut membuat kendaraan melambatkan lajunya dan berujung pada penumpukan.
"Sejumlah pemudik juga tak sabar dan menerobos sehingga tertumpuk pada beberapa titik. Memang volume kendaraan juga sangat luarbiasa besar," katanya.
Sukur memastikan petugas kepolisian di lapangan siaga di setiap persimpangan utama. Kepolisian juga tak bosan memberikan pilihan bagi pemudik untuk menggunakan jalur alternatif. "Sayangnya kebanyakan pemudik masih pilih jalur utama," katanya.