Meriahnya Perayaan Idul Fitri WNI di Lebanon

Rep: Rossi Handayani/ Red: Andi Nur Aminah

Sabtu 16 Jun 2018 06:22 WIB

Halal Bihalal masyarakat Indonesia di KBRI Beirut Lebanon. Foto: dok. Pensosbud KBRI Halal Bihalal masyarakat Indonesia di KBRI Beirut Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Hari Raya Idul fitri ditandai dengan alunan takbir di seluruh penjuru dunia, khususnya dari masjid ke masjid. Begitu juga yang dirasakan oleh masyarakat Muslim Indonesia di Lebanon.

Warga Indonesia bersama KBRI Beirut merayakan hari Besar umat Islam di Lebanon. Perayaan hari raya ini diawali dengan Shalat Idul Fitri pada pukul 06.45 waktu setempat di halamat KBRI Beirut. Shalat Idul Fitri dihadiri sebanyak 250 WNI di Lebanon. Mereka terdiri atas  mahasiswa, WNI yang berdomisili di Lebanon, dan Komandan KRI Usman Harun dan Satgas Indobat UNIFIL beserta jajaran perwiranya.

"Kegembiraan menyelimuti hati setiap Muslim saat ini, disertai pula rasa sedih dan haru. Kesedihan karena harus berpisah dengan Bulan Ramadhan yang penuh berkah. Di sisi lain kita bergembira dengan melantunkan takbir dan tahmid pertanda kembali pada fitrah," kata Ustaz Haji Abdurrahman al Faruq dalam khutbahnya.

Lalu ia menyampaikan tema yang menyentuh para WNI yang lagi diperantauan jauh dari keluarga di Tanah Air. "Merekalah kedua orang tua yang tidak pernah takut miskin memberikan nafkah untuk anaknya hingga dewasa, tapi banyak anak yang sering takut kekurangan saat menanggung orang tuanya. Sehebat apapun, sesukses setinggi langit pun, tanpa doa restu orang tua yang membesarkan kita maka tidak akan ada ketenangan, keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup kita," papar Abdurrahman.

Ia mengatakan, saatnya kini melakukan tahajjud untuk mendoakannya. Sedikit sekali waktu mereka untuk mengaji dan menimba ilmu agama demi mencari nafkah dan membesarkan anaknya. "Saatnya memberikan hadiah bacaan Alquran," kata Al Faruq.

Dia juga mengingatkan jamaah dengan cerita keluarga Nabi Nuh yang ditegur langsung oleh Allah subhanallah wa ta'ala saat sang buah hati menolak perintah sang ayah, durhaka kepada bapaknya. Teguran tersebut pertanda agar senantiasa sebagai anak tetap menjaga bakti kita kepada orang tua, apalagi mereka yang masih hidup.

Warga Indonesia dihidangkan dengan makanan khas Idul Fitri ala Indonesia. Uniknya pagi hari setelah melaksanakan Shalat Ied, para jamaah langsung mencicipi lontong sayur yang menambah rasa keindonesiaa, keakraban dan kebersamaan antara WNI, mahasiswa dan TNI.

 

 

Terpopuler