Alunan Shalawat dan Beduk Menggema di Kota Santri

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Yudha Manggala P Putra

Jumat 15 Jun 2018 04:45 WIB

Umat muslim memukul beduk saat malam takbiran di Jalan K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (14/6). Foto: Antara/Dhemas Reviyanto Umat muslim memukul beduk saat malam takbiran di Jalan K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Suara shalawat dan beduk pada malam hari menjadi salah satu ciri khas yang menandai datangnya Hari Raya Lebaran pada esok harinya. Begitu lah yang terjadi di Kota Tasikmalaya pada Kamis, (14/6) malam.

Berdasarkan pantauan, jalan-jalan protokol di Kota Santri tersebut dipenuhi masyarakat yang melaksanakan pawai takbir keliling. Ada yang menggunakan truk, mobil bak terbuka atau hanya sepeda motor. Tak kenal usia, dari mulai tua, remaja hingga anak-anak turut serta meramaikan pawai.

Mayoritas pawai obor melewati jalan KH Zaenal Mustofa, Paseh, Tentara Pelajar, Sutisna Senjaya, Juanda. Masing-masing kelompok pawai saling sahut-sahutan dengan shalawat saat bertemu di jalan.

Tak hanya di jalanan, ada pula kelompok masyarakat yang melaksanakan takbiran di Masjid. Nyaris suara shalawat menggema hingga semua sudut Tasikmalaya. Ada juga yang memilih memasang beduk di pinggir jalan untuk turut meramaikan suasana.

"Ya ini untuk ikut meramaikan saja, warga sini, khususnya remaja dan anak-anaknya mau pukul beduk dan shalawatan. Ini bentuk kebahagian kami ketika datang Idul Fitri," kata salah satu warga pemukul beduk di jalan Mangkubumi, Jefri Gufron pada Republika.

Diketahui, situasi lalu lintas cukup mengalami peningkatan di dalam kota Tasik. Sebab selain merayakan takbiran, ada masyarakat yang berwisata kuliner dan berbelanja di malam takbiran ini.