Bertaruh Nyawa untuk Ganjal Roda di Jalur Kali Kenteng

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini

Kamis 14 Jun 2018 15:43 WIB

Petugas membantu sebuah kendaraan pemudik yang tidak kuat mendaki tanjakan darurat Kali Kenteng. Foto: Bowo Pribadi. Petugas membantu sebuah kendaraan pemudik yang tidak kuat mendaki tanjakan darurat Kali Kenteng.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- "AC matikan dulu !...Pertahankan gigi rendah! Jangan ragu- ragu, ayo tancap gas!." Perintah itu disuarakan berulang- ulang oleh Bripka Nugroho, anggota Sat Lantas Polres Semarang melalui pengeras suara.

Perintah itu terus diulangnya setiap kali mobil pemudik mengambil ancang- ancang untuk mendaki jalur elevasi Kali Kenteng, di wilayah Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Belasan meter dari posisi Bripka Nugroho, ada Bripda Indri yang menyemangati para pengemudi dengan cara lain. Ia memberi dukungan para pengemudi dengan tepuk tangan sambil sesekali meneriakkan "Ayo jalan, tetap fokus jangan hilang konsentrasi!"

Hal itu menjadi pemandangan di salah satu ruas tol fungsional Salatiga- Kartasura, pada saat arus mudik 1439 Hijriah, khususnya di jalur darurat jembatan Kali Kenteng. Selama arus mudik kali ini, jalur darurat sepanjang 600 meter jamak menjadi perbincangan. Hal itu setelah menjadi viral di media sosial (medsos) ketika salah satu mobil pemudik, tak kuat mendaki elevasi jalur darurat itu.

Unggahan GTVNews di sebuah situs berbagi video dengan judul Viral Tanjakan Sadis Kali Kenteng, Daihatsu Ayla Jadi Korban. Video berdurasi 2,04 detik yang diunggah pada 10 Juni 2018 itu telah dilihat lebih dari 296.788 pasang mata dan memiliki langganan hingga tak kurang 247 ribu orang.

Jalur elevasi itupun menjadi perhatian banyak pihak. Mulai dari Menteri PUPR, Kakorlantas Mabes Polri, Kapolda Jawa Tengah, hingga Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) pun angkat bicara soal insiden mobil tersebut. Namun, di balik semua itu, sebenarnyaada sejumlah sosok yang paling berperan saat insiden terjadi. Karena aksi berani mereka, pemudik tersebut tidak harus celaka kendati gagal mendaki elevasi jalur darurat tersebut.

Aiptu Joko Nur Warsito, anggota Sat Lantas Polres Semarang merupakan salah satu petugas yang sigap mengganjal roda belakang mobil saat insiden dalam video viral tersebut terjadi. Mobil tersebut akhirnya tidak melorot ke bawah.

Selain itu, Ipda Warsono berinisiatif menggantikan posisi pengemudi yang sempat panik setelah upaya dengan menahan monil dengan ganjal kayu nyaris tak membuahkan hasil. Ia selanjutnya mengambil alih kemudi untuk membawa mobil tersebut sampai dengan titik aman hingga tak lagi membahayakan bagi penumpangnya.

Sebagai petugas pengatur lalu lintas, apa yang dilakukannya di jalur elevasi jembatan kali Kenteng itu hanya karena naluri. "Kami sebagai petugas kepolisian,terutama petugas lalu lintas secepat mungkin memberikan bantuan jika ada pengendara yang mengalami kesulitan, apa lagi ini berkaitan dengan kelancaran arus mudik," ungkapnya. Pada saat kejadian kendaraan yang tidak kuat menanjak, ia langsung reflek untuk bisa membantu pengemudinya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Aiptu Joko, apa yang dilakukannya saat itu bahkan tak lagi memperhitungkan risikonya. Saat kendaraan akan melorot, ia langsung mengganjal roda dari belakang.

Jika upaya itu gagal menghentikan kendaraan, sudah pasti nyawa menjadi taruhannya. Di belakang petugas itu juga masih ada kendaraan lain yang tengah melaju untuk mendaki tanjakan. "Saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya agar mobil yang tak kuat menanjak tersebut tidak melorot dan bisa membahayakan para penumpangnya, dan kendaraan lain di belakangnya," kata Joko.

Keberanian yang sama juga ditunjukkan oleh Tugiman (59 tahun), warga yang oleh PT Waskita dipekerjakan untuk membantu kelancaran arus lalu lintas di rus tol fungsional Salatiga- Kartasura. Ia yang awalnya berinisiatif untuk membantu mengganjal kendaraan yang tak kuat mendaki jalur elevasi. "Saya bayangkan, kalau kami tak bertindak, bagaimana nasib penumpang mobil jika sampai terjadi kecelakaan," katanya.

Atas peran dan kesigapan para petugas dijalur darurat kali Kenteng itu pun diapresiasi oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono. Sebanyak tiga anggota polisi dan tiga orang warga mendapatkan penghargaan piagam dan ganjal emas.

Mereka adalah Aiptu Joko Nurwasito, Bripda Endra Saputra, dan Ipda Wardoyo (Polres Semarang), serta Sukri (39 tahun), Tugiman (59 tahun), dan Mustanir (50 tahun) yang dipekerjakan PT Waskita. "Membantu masyarakat, melayani, mengayomi masyarakat sudah menjadi tugas anggota Polri. Namun kesigapan dan semangat mereka untuk membantu para pemudik menjadi nilai tersendiri," kata Kapolda

Terpopuler