REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Kabidpenum) Polri Brigjen Mohammad Iqbal menyatakan, pengelolaan arus mudik pemerintah berjalan dengan baik dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa titik yang teridentifikasi macet parah, kata Iqbal, sekarang sudah mulai lancar.
"Jakarta ke Solo bisa 11 jam pada periode mudik. Ini lancar. Dulu bisa 30 jam pada periode mudik," ujar Iqbal saat ditemui di Posko Mudik Kementerian Perhubungan, Kamis (14/6).
Iqbal menjelaskan, kemacetan yang sempat terjadi di jalur mudik disebabkan oleh penyempitan jalan dari pembangunan LRT. Lalu, banyaknya pengemudi kendaraan roda empat yang mampir ke rest area untuk beristirahat.
Ada beberapa upaya rekayasa lalu lintas yang dilakukan untuk meminimalisasi kemacetan. Antara lain, buka tutup rest area di Km 19, Km 33, dan Km 39, contra flow Km 35 hingga Km 53, serta pengalihan arus di Km 28. Meskipun begitu, kata Iqbal, kemacetan yang terjadi masih dalam kategori biasa, tidak sangat macet.
Polisi sedang bertugas membantu jalannya arus mudik lebaran 2018 di GT Kertasari, Tegal
Sementara itu pengelolaan mudik yang dinilai berlangsung lebih baik ini berdampak pada situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yabg relatif sangat kondusif. Pada H-2 Lebaran, Polri mencatat terdapat 417 kejadian kamtibmas di seluruh Indonesia. Terdiri dari pencurian pemberatan, pencurian kekerasan, kendaraan motor, dan lainnya. "Dan itu terjadi terjadi di jalan biasa, bukan mudik," kata Iqbal.
Adapun jumlah kecelakaan lalu lintas turun 420, menjadi 899 total kecelakaan dibandingkan 1.316 pada tahun lalu. Adapun total korban jiwa juga turun dari 478 jiwa pada tahun lalu, menjadi 193 orang pada periode mudik Lebaran 2018.
Iqbal menegaskan, Polri menjamin mengenai keamanan rumah masyarakat yang ditinggal mudik. "Silakan masyarakat mudik bersilaturahmi di kampung, rumah-rumah dan sentra-sentra ekonomi dijaga," kata dia memastikan.