Pesan Perdamaian Muhammadiyah Jelang Hari Raya Idul Fitri

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah

Rabu 13 Jun 2018 14:57 WIB

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan pesan perdamaian jelang Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah. Pesan dikeluarkan langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr H Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr H Abdul Mu'ti. Berikut enam butir pesan tersebut;

1. Idul Fitri 1439 Hijriah jatuh pada Jumat legi 15 Juni 2018 Masehi. Berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal, ijtimal jelang Syawal 1439 Hijriah terjadi pada Kamis Kliwong 14 Juni 2018 pukul 02.45.53 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta -07 48' lintang selatan dan 110 21' bujur timur = +07 35' 20" (hilal sudah wujud).

2. Umat Islam hendaknya melaksanakan ibadah sesuai sunah Nabi Muhammad antara lain membayar zakat fitrah, memperbanyak membaca takbir, dan menunaikan shalat Idul Fitri. Diutamakan mengumandangkan takbir di masjid atau mushala dengan pengeras suara yang bagus sebagai syiar Islam dengan tetap memperhatikan kenyamanan lingkungan dan menghormati masyarakat yang berbeda-beda keyakinan. Apabila melaksanakan takbir keliling hendaknya senantiasa dilakukan dengan baik, mematuhi aturan lalu lintas, menjaga ketertiban umum, dan berkoordinasi dengan kepolisian dan aparatur pemerintah yang terkait.

3. Segenap umat Islam hendaknya menjadikan puasa dan ibadah Ramadhan serta Idul Fitri sebagai wahana untuk semakin meningkatkan kualitas iman dan taqwa, memperbanyak amal shaleh, memperluas ilmu pengetahuan, serta mengembangkan sikap dan tindakan yang berakhlak mulia. Baik elite maupun warga diajak untuk menampilkan keteladanan yang baik atau uswah hasanah, sehingga kaum muslim di negeri ini menjadi rahmatan lil-alamin.

4. Para khatib dan muballigh hendaknya menyampaikan khutbah dan ceramah yang berisi ajakan agar umat Islam senantiasa berusaha melanjutkan amal shalih selama bulan Ramadhan secara lebih baik, meningkatkan ketaqwaan dengan berbuat ihsan, meningkatkan soliditas dan solidaritas sosial, serta memelihara kerukunan dan persatuan umat dan bangsa.

Sampaikan pesan-pesan keislaman yang menyebarkan kedamaian, persaudaraan, kemajuan, dan mencerahkan. Para khatib dan muballigh hendaknya tidak menjadikan khutbah dan ceramah sebagai ajang kampanye dan propaganda politik praktis serta tidak menyampaikan materi yang berpotensi menimbulkan kontroversi dan disharmoni sosial, politik, dan agama baik intern maupun antar umat beragama.

5. Masyarakat hendaknya saling menghormati dan bekerja sama untuk terciptanya suasana ibadah yang tenang, aman, dan tertib. Masyarakat hendaknya bersilaturrahim dengan saling mengunjungi dan kerelaan memaafkan untuk meningkatkan harmoni, kerukunan, persatuan, dan persaudaraan umat dan bangsa.

Khusus dalam menggunakan media sosial hendaknya warga masyarakat semakin cerdas, dewasa, dan berkeadaban. Gunakan media sosial sebagai ajang silaturahim, peduli dan berbagi, dan mengembangkan pengetahuan, seraya jauhi hal-hal yang menyebabkan kebencian, dusta dan permusuhan agar kehidupan di masyarakat tetap terjaga dengan damai dan rukun.

6. Pemerintah dan aparatur keamanan hendaknya membantu, menjaga dan memfasilitasi umat Islam agar dapat melaksanakan ibadah Idul Fitri sesuai keyakinan masing-masing dan merayakan berbagai tradisi masyarakat yang berkeadaban. Semua pihak diajak untuk menjadikan Ramadhan dan Idul Fitri sebagai momentum mengembangkan spirit keadaban dan kemajuan di segala bidang kehidupan menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

"Segenap jajaran PP Muhammadiyah mengucapkan selamat Idul Fitri 1439 Hijriah. Taqabbal allahu minna waminkum. Minal aidin wal Faizin. Mohon maaf lahir dan batin," tulis pesan resmi PP Muhammadiyah yang diterima Republika.co.id Rabu (13/6) tersebut.