H-3 Lebaran, 36 Ribu Kendaraan Lewati Tol Ngawi-Wilangan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani

Rabu 13 Jun 2018 13:23 WIB

Suasana Rest Area KM 575, Ngawi. Satu satunya rest area yang ada di sepanjang tol 38 kilometer. Foto: Republika/Intan Pratiwi Suasana Rest Area KM 575, Ngawi. Satu satunya rest area yang ada di sepanjang tol 38 kilometer.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Manager Area Jasamarga Tollroad Operator Ngawi-Kertosono Sabilillah mengungkapkan adanya peningkatan yang signifikan pada jumlah kendaraan yang melintasi tol Ngawi-Wilangan. Peningkatan yang signifikan tersebut terjadi pada H-3 dan H-2 lebaran idul fitri 1439 H. Bahkan, Sabilillah mengakui, kendaraan yang melintasi tol tersebut pada H-3 mencapai 36 ribu.

"Kemarin (H-3 lebaran) itu paling tinggi kendaraan yang melintas (tol Ngawi-Wilangan). Itu datanya mencapai 36 ribu kendaraan. Hari ini belum ada datanya memang tapi kalau dilihat dari gejalanya pagi tadi ramai banget. Hari ini sepertinya lebih dari kemarin," kata Sabilillah saat dihubungi Republika, Rabu (13/6).

Sabilillah menjelaskan, pada H-3 lebaran idul fitri 1439 H, jumlah kendaraan yang melintasi tol Ngawi-Wilangan berimbang dari kedua arah. Sementara, pada H-2, kendaraan yang melintas lebih banyak dari arah Surabaya, Wilangan, menuju Ngawi.

"Kalau kemarin kedua arah seimbang. Dari Ngawi ke Wilangan, menuju arah Surabaya banyak. Begitu pun sebaliknya, hampir sama. Kalau hari ini lebih banyak yang dari Surabaya menuju ke arah Ngawi," ujar Sabilillah.

Sabilillah pun mengimbau para pengguna jalan untuk tetap menjaga kecepatan kendaraannya. Dia mengingatkan, agar para pengguna jalan tidak memacu kendaraannya melebihi batas yang ditentukan. Itu tak lain karena menurutnya bisa berakibat fatal saat melebihi batas kecepatan yang ditentukan.

"Patuhi batas kecepatan yang maksimal kan 100 kilometer per jam. Kalau lebih dari ini fatal. Kalau di tol fungsional kecepatan maksimal ya 40 kilometer per jam," kata Sabilillah.

Sabilillah juga mengimbau para pemudik untuk memastikan kesiapan fisik pengemudi juga fisik kendaraan. Terutama ban, agar tidak terjadi ban pecah di sepanjang jalan tol. "Kalau hanya mogok itu bisa dibantu. Kalau sampai ban pecah itu fatal akibatnya," kata Sabilillah.

Sementara itu, General Manager Pertamina Marketing Operasional Regional (MOR) V Ibnu Choldum menjelaskan, ada 10 titik kios BBM yang dipasang oleh Pertamina MOR V. Pertamina MOR V menyediakan setidaknya delapan kiloliter setiap harinya

Pertamina MOR V, kata Ibnu, memang sudah menstandby-kan 10 dispenser lengkap beserta nozel dan alat pompanya. Selain itu, ada empat tanki BBM yang disiagakan untuk memenuhi kebutuhan BBM 10 titik kios Pertamina.

"Paling laris memang pertamax, karena kan yang melintas di sini itu rata rata sudah mobil 1.300 cc ke atas. Kalau beli premium, pengemudi juga mungkin menilai akan lebih boros," ujar Ibnu.