REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival berakar dari tradisi-tradisi. Tradisi membawa kita kembali ke masa lalu untuk menjadi bagian integral kehidupan seseorang. Setiap budaya memiliki identitas berbeda untuk festival. Hal yang sama juga berlaku untuk salah satu festival Islam, yakni perayaan Idul Fitri.
Perayaan Idul Fitri menandai akhir bulan suci Ramadhan. Puasa sebulan penuh diakhiri dengan perayaan suka cita dengan berbagai hidangan dan kemeriahan. Perayaan ditandai tepat setelah penampakan pertama bulan baru. Semangat perayaan dilakukan selama beberapa hari.
Kendati setiap negara memiliki tradisi dan ritual berbeda dalam merayakan Idul Fitri, tetapi makanan menjadi karakter sentral dalam perayaan itu di seluruh dunia. Makanan menyatukan satu sama lain dalam suka cita Idul Fitri. Dilansir di NDTV Food, berikut beberapa euforia perayaan Idul Fitri di sejumlah negara.
Idul Fitri di Asia Tenggara
Idul Fitri dirayakan dengan semangat suka cita di negara-negara seperti, Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Indonesia lebih mengenal festival ini sebagai lebaran. Sejumlah daging hewan menjadi menu meriah jamuan Idul Fitri, termasuk opor, ketupat, dodol, dan nasi gurih atau lemang.
Idul Fitri di Mesir
Mesir merayakan Idul Fitri selama empat hari berturut-turut. Olahan ikan yang lezat menjadi menu utama dalam perayaan di negara tersebut. Beberapa makanan tradisional juga dihidangkan, seperti Fata (campuran beras, daging, bawang, dan cuka yang dimasak bersama) dan Kahk (sejenis kue tradisional).
Idul Fitri di Irak
Warga Irak selalu menyiapkan hal penting saat Ramadhan dan Idul Fitri. Salah satu yang wajib terhidang adalah makanan tradisional Klaicha. Hidangan tersebut biasanya disiapkan oleh semua orang untuk mengakhiri perayaan. Klaicha adalah jenis kue yang diisi dengan kacang dan kurma. Hidangan itu memiliki aroma wangi mawar.
Idul Fitri di Afghanistan
Tahukan anda, orang-orang Afghanistan mengadakan perang telur untuk merayakan festival? Disebut sebagai Tokhm-Jangi yang menjadi ajang berkumpul masyarakat di ruang terbuka. Masing-masing dari mereka saling melempar telur rebus.
Idul Fitri di Burma
Masyarakat Burma sangat mencintai makanan penutup buatan semolina. Nasi biryani dengan campuran kacang dan daging juga menjadi jamuan wajib saat Idul Fitri.
Idul Fitri di Turki
Seker Bayrami adalah sebutan Idul Fitri di Turki. Festival ini dirayakan sebagai hari yang didekikasikan untuk bersenang-senang dan menikmati makanan manis tradisional. Anak-anak mengunjungi tetangga, teman, dan keluarga. Mereka akan ditawari makanan penuntup tradisional, seperti turkish delight dan baklava, serta tanda cinta dan berkah.
Aneka manisan meramaikan perayaan Idul Fitri di Turki
Idul Fitri di Indonesia
Perayaan Idul Fitri di Indonesia mirip dengan festival di negara-negara Asia Selatan lainnya. Masyarakat sangat suka cita merayakannya. Berbagai hidangan tradisional disiapkan, seperti kue lapis legit. Makanan tersebut diyakini terinspirasi masakan orang-orang Belanda dan dibuat dengan campuran mentega, rempah-rempah, dan tepung.
Idul Fitri di Arab Saudi
Orang-orang di Arab Saudi merayakan Idul Fitri dengan menggelar karpet di depan rumahnya. Mereka mempersilahkan siapa saja duduk dan berbagi makanan bersama tetangga.
Idul Fitri di Somalia
Idul Fitri di Somalia identik dengan jamuan makanan mewah. Masyarakatnya juga menyiapkan permen tradisional, seperti halvo (makanan penutup sederhana yang terbuat dari gula, minyak, tepung jagung, dan rempah-rempah.
Idul Fitri di India
Masyarakat India menyebut malam Idul Fitri sebagai chaand raat. Para perempuan menempatkan hiasan (mehendi) di atas kaki dan tangannya. Serta menyiapkan hadiah (eidi) untuk dibagi dalam bentuk uang atau permen. Idul Fitri di India tidak pernah lepas dari hidangan bihun atau seviyan, berbagai kebab, nihari, haleem, dan makanan lezat lainnya.
Kebab Hariyali