Hakim Minta Penjara Washington Sediakan Iftar bagi Napi

Rep: mgrol105/ Red: Andi Nur Aminah

Rabu 13 Jun 2018 03:32 WIB

Adik laki-laki Jared Kushner, Joshua Kushner, terlihat sedang mengikuti aksi kampanye pengawasan senjata March For Our Lives pada Sabtu (24/3) di Washington DC. Foto: Time File Photo Adik laki-laki Jared Kushner, Joshua Kushner, terlihat sedang mengikuti aksi kampanye pengawasan senjata March For Our Lives pada Sabtu (24/3) di Washington DC.

REPUBLIKA.CO.ID,  SEATTLE -- Seorang hakim federal telah memerintahkan Washington Department of Correction untuk menyediakan makanan malam hari untuk semua narapidana Muslim yang akan berpuasa selama bulan Ramadhan. Sebelumnya, beberapa pejabat penjara menolak untuk melakukannya.

Dilansir dari Arabnews, Dewan Hubungan Amerika-Islam menggugat departemen itu pada Ahad lalu atas nama empat tahanan di Washington State Reformatory di Monroe. Ia mengatakan orang-orang telah kehilangan rata-rata lebih dari 20 pon (sekitar 9 kilogram) sejak Ramadhan dimulai pada pertengahan Mei.

Hakim Distrik Amerika Serikat, Ronald Leighton di Tacoma mengeluarkan perintahnya hanya beberapa jam setelah gugatan diajukan, menggemakan keputusan serupa dari hakim federal di Alaska bulan lalu. "Narapidana Muslim telah kelaparan, dan kesehatan mereka dalam bahaya sebagai akibat dari kebijakan kelaparan Monroe Correctional Complex yang memalukan," kata Lena Masri, direktur litigasi nasional CAIR, mengatakan dalam sebuah rilis berita.

"Kami menyambut baik intervensi cepat pengadilan federal, yang akan membawa krisis kesehatan ini berakhir dan memastikan bahwa narapidana Muslim tidak kelaparan dan disiksa karena mempraktekkan prinsip-prinsip dasar iman mereka," katanya.

Gugatan itu mengatakan kebijakan penjara pada umumnya mengharuskan narapidana untuk mendaftar makanan Ramadhan pada akhir Januari. Bagi mereka yang tidak melakukan pendaftaran itu, diizinkan untuk menerima makanan berdasarkan kebijaksanaan kiai penjara.

Beberapa narapidana mengatakan mereka mencoba mendapatkan makanan, hanya untuk mencari tahu setelah Ramadhan dimulai bahwa mereka tidak ada dalam daftar penerima makanan malam hari. Jeremy Livingston, salah seorang narapadina, mengatakan dia memasuki penjara tersebut pada bul. Dimana pada saat itu telah lewat dari batas waktu pendaftaran makanan Ramadhan. Ia pun ditolak untuk mendaftar, meskipun telah meminta kepada petugas di awal kedatangannya.

"Departemen Kehakiman Washington sangat serius memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan mereka yang dijatuhi hukuman penjara di fasilitas pemasyarakatan negara, dan segera tanggap terhadap perintah pengadilan," kata juru bicara Korupsi Jeremy Barclay dalam emailnya

Salah satu penggugat, Naim Lao, yang menjalani hukuman tiga tahun penjara untuk pembunuhan kendaraan bermotor, mengatakan dia ditambahkan ke daftar dan mulai menerima makanan Ramadhan setelah delapan hari. Beberapa narapidana mengatakan bahwa mereka dapat menyembunyikan nampan sarapan di sel mereka, tetapi baki itu kadang-kadang ditemukan dan disita. Mereka juga mengatakan beberapa tahanan yang berada di daftar Ramadhan telah mencoba berbagi makanan malam mereka dengan mereka, tetapi makanan itu juga kadang-kadang disita.

Leighton mengatakan para tahanan telah menunjukkan bahwa departemen itu kemungkinan melanggar hak konstitusional mereka untuk bebas dari hukuman yang kejam dan tidak biasa. Serta undang-undang federal tentang hak-hak narapidana untuk kebebasan beragama.

Bulan lalu, Dewan Hubungan Amerika-Islam menggugat pejabat penjara Alaska atas dua nama narapidana Muslim. Dengan alasan bahwa makanan yang dikantongi orang-orang yang diterima setiap malam tidak cukup atau tidak sesuai, yaitu berisi daging babi, yang tidak dimakan umat Islam.

Makanan berkisar dari sekitar 500 hingga 1.100 kalori, ketika pedoman kesehatan menyarankan 2.600 hingga 2.800 kalori per hari. Hakim Distrik AS H Russel Holland mengatakan dalam sebuah perintah tertulis bahwa narapidana Muslim yang berpuasa harus diberikan makanan hari-hari yang mengandung setidaknya 2.600 kalori. 

Terpopuler