REPUBLIKA.CO.ID, BEKAA -- Malam di Lebanon tampak sangat meriah dengan hadirnya lampu-lampu yang berjajar di pinggir jalan. Ini hanya terdapat di Bulan Ramadan saja di Kota 'Anjar Bekaa, Lebanon. Malam tampak lebih cerah dengan berbagai tradisi lokal tersebut yang bertujuan mengisi bulan yang bertepatan dengan turunnya Alquran ini.
Di salah satu sudut kota, tepatnya di Masjid Ali bin Abi Talib, Kota Anjar Provinsi Bekaa, ibadah shalat tarawih menjadi ibadah sunah yang rutin dilakukan di bulan Ramadan. Namun ada yang berbeda lantaran imam rutin ibadah salat tarawih itu merupakan seorang berkewarganegaraan Indonesia.
Ahmad Adim Ardiyan yang berasal dari Serang Banten dan Muhammad Syakban Hasibuan yang berasal dari Penyabungan Medan Sumatera Utara, secara bergilir menjadi imam rutin ibadah shalat tarawih dan qiyamul lail di dua masjid di Kota Anjar yaitu di Masjid Ali Bin Abi Talib dan Masjid Al Azhar Bekaa.
Kepala Fungsi Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud) KBRI Beirut, Imad Yousry mengatakan mereka bangga mahasiswa Indonesia secara aktif berkontribusi di masyarakat. Khususnya pada bulan suci Ramadhan ini.
Masjid Ali Bin Abi Talib adalah masjid yang terletak di Jalan Talabaya dan dapat menampung sekitar ratusan jamaah. Jamaah masjid ini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari para ulama, akademisi, remaja, anak-anak bahkan pedagang serta para lansia.
Berbeda dengan Mesjid Ali, Masjid Al Azhar Bekaa yang terletak di jalan Majdal Anjar, Bekaa ini memiliki jamaah yang mayoritasnya para mahasiswa. Masjid terletak di dalam kompleks Universitas Islam Beirut, Cabang Darul Fatwa, Otoritas Islam Sunni Tertinggi di Lebanon.
Ahmad Adim Ardiyan saat ini sedang mengenyam pendidikan S1 di Fakultas Syariah Universitas Islam Beirut Darul Fatwa, Lebanon. Pemuda kelahiran 1996 yang telah pernah berpartisipasi di MTQ tingkat kabupaten/kota ini merupakan jebolan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
Berbeda dengan Adhim, Muhamad Syakban mengenyam pendidikan ditempat dan jurusan yang sama, Pemuda asal mandailing Medan itu telah menghafal seluruh ayat Alquran (Hafidz) dan merupakan alumni Pesantren Darul Ikhlas Penyabungan Sumatera Utara. Keduanya memiliki suara yang sangat merdu saat membaca ayat-ayat dalam Alquran dan memperoleh Beasiswa bersama dari Darul Fatwa Republik Lebanon.
Saat menjadi imam, Adhim dan Syakban selalu mengenakan pakaian khas Indonesia dengan peci hitam dan baju koko. Duta Besar RI untuk Libanon KH. Achmad Chozin Chumaidy mengaku sangat bangga mahasiswa Indonesia dipercaya menjadi Imam shalat Tarawih di sana.
"Ini menunjukkan kualitas qiroah dan tahfidz Alquran mahasiswa Indonesia diakui oleh ulama Lebanon," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (12/6).
Mahasiswa Indonesia menjadi imam rutin tarawih di Lebanon.
Chozin juga berpesan pada mahasiswa Indonesia, untuk belajar terus jangan cepat puas. Sehingga saat nanti pulang ke Indonesia menjadi penggerak kebangkitan Islam dan penerus perjuangan Ulama dalam menebarkan Islam ahlussunah wal jama'ah yang moderat, ramah dan toleran.
Selain menjadi Imam di mesjid, mereka juga diminta untuk menjadi Imam Masyarakat Indonesia dan Mahasiswa di KBRI saat Bukber dan Tarawih bersama di Kedubes RI Beirut. Terakhir menjadi Imam bersama jamaah Maghrib dari Pasukan Perdamaain MTF UNIFIL, KRI Usman Harus 359 dibawah Pimpinan Kol (L) Alan Dahlan, ST.