Baca Yuk, Isi Tausyiah MUI Menyambut Idul Fitri 1439 H

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko

Selasa 12 Jun 2018 16:41 WIB

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat menyampaikan tausiyah MUI Menyambut Idul Fitri 1439 H di kantor MUI pusat, Jakarta, Selasa (12/6). Foto: Republika/Fuji E Permana Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat menyampaikan tausiyah MUI Menyambut Idul Fitri 1439 H di kantor MUI pusat, Jakarta, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyongsong datangnya hari raya Idul Fitri 1439 H/ 2018 M, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri kepada seluruh umat Islam di Indonesia. MUI mendoakan semoga semua amal ibadah selama Ramadhan diterima oleh Allah Taala, taqabbalallahu minna wa minkum, kullu am wa antum bikhair.

Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin menyampaikan taushiyah MUI menyambut Idul Fitri 1439 H. MUI mengajak umat Islam setelah menjalani serangkaian ibadah selama Ramadhan dapat lebih meningkatkan kepatuhannya terhadap ajaran Islam. Serta lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap sesama.

"Terutama kepada kaum dhuafa, fakir miskin dan anak yatim-piatu dengan mengeluarkan zakat, infaq, sedekah dan wakaf," kata KH Ma'ruf saat menyampaikan taushiyah MUI menyambut Idul Fitri 1439 H di kantor MUI, Selasa (12/6).

Ia menyampaikan, MUI juga mengimbau agar dalam pembagian zakat, infak dan sedekah dilakukan perencanaan secara baik dan benar. Juga perlukan dikoordinasikan dengan aparat keamanan terkait saat pembagian zakat sehingga tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan.

MUI mengajak kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk menjadikan hari raya Idul Fitri sebagai momentum menjaga kohesi sosial dan perdamaian. MUI juga mengajak memperkuat dan mengokohkan kembali ikatan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah. Sebab Idul Fitri tahun ini dekat dengan agenda politik nasional seperti pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

"Perbedaan aspirasi politik merupakan hal biasa yang harusnya dipandang sebagai rahmat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan menjadi penyebab terjadinya saling marah (taghadhub), salah paham (suuttafahum), saling mencerca dan mencaci maki (takhashum)," ujarnya.

KH Ma'ruf menegaskan, semangat Idul Fitri diharapkan dapat mendorong terbangunnya pemilu yang lebih damai, saling memahami yang dilandasi nilai-nilai keadilan, kejujuran, kesantunan dan keadaban.

MUI juga mengharapkan kepada pemerintah, khususnya pihak kepolisian agar dapat menjamin keamanan dan kenyamanan umat Islam dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Menjamin keamanan saat perjalanan pergi dan pulang mudik, malam takbiran, pelaksanaan shalat Idul Fitri di lapangan atau masjid.

KH Ma'ruf juga mengimbau kepada para khatib shalat Idul Fitri untuk menyampaikan pesan peningkatan keimanan, ketakwaan, persaudaraan dan kedamaian kepada para jamaah. Juga mengingatkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya terorisme, narkoba, minuman keras, LGBT serta segala bentuk perbuatan mungkarat lainnya.

"(MUI mengimbau) menjauhi tema-tema khutbah yang bernuansa dan bersuasana politik praktis yang bisa menimbulkan perpecahan umat Islam," ujarnya,

Dikatakan KH Ma'ruf, MUI mengimbau para khatib shalat Idul Fitri memanjatkan doa untuk seluruh umat Islam di dalam negeri maupun di luar negeri. Khususnya umat Islam di Palestina, Rohingya, Kashmir dan Syiria yang mengalami berbagai penderitaan dan tragedi kemanusiaan.

Terakhir, ia menyampaikan, MUI mengingatkan masyarakat, khususnya saat menggunakan media sosial agar tidak menyebarkan informasi yang berisi kebohongan (hoax). Juga tidak menyebarkan informasi berupa ghibah, fitnah, namimah, aib, ujaran kebencian dan hal-hal sejenis yang tidak layak disebarkan kepada khalayak.