Suhu Panas Adang Pemudik di Jalur Pantura

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda

Selasa 12 Jun 2018 15:24 WIB

Pemudik kendaraan roda dua membawa anak saat melakukan perjalanan mudik di kawasan jalan pantura, Karawang, Jawa Barat, Senin (11/6). Foto: Republika/Iman Firmansyah Pemudik kendaraan roda dua membawa anak saat melakukan perjalanan mudik di kawasan jalan pantura, Karawang, Jawa Barat, Senin (11/6).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Suhu udara tinggi di musim kemarau menghadang para pemudik yang melintasi jalur pantura Indramayu Cirebon. Mereka pun diimbau untuk tetap menjaga kondisi badan saat berkendara.

Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menyebutkan, suhu udara maksimum di jalur pantura Indramayu dan Cirebon mencapai 35 derajat celcius. "Suhu udara maksimum ini biasanya terjadi pada pukul 13.00 WIB atau 14.00 WIB," ujar pria yang akrab disapa Faiz itu, kepada Republika.co.id, Selasa (12/6).

Untuk suhu udara minimum, Faiz menyebutkan di kisaran 24 derajat celsius. Kondisi itu terjadi pada dini hari menjelang pagi hari.

Menghadapi suhu udara maksimum tersebut, Faiz mengimbau kepada para pemudik untuk menjaga kondisi badan. Pasalnya, cuaca panas di siang hari akan mengurastenaga para pemudik.

"Jika lelah, segera istirahat. Jangan memaksakan diri untuk terus berkendara," tutur Faiz.

Selain itu, pemudik juga diminta untuk menggunakan pelindung badan, seperti jaket dan masker. Apalagi, suhu udara yang tinggi membuat debu-debu mudah beterbanganyang bisa mengganggu kesehatan.

Sementara itu, salah seorang pemudik asal Jakarta, Tardi, mengakui panasnya cuaca selama dalam perjalanan mudik dengan mengendarai sepeda motor. Karena itu, dia memilih sering berhenti untuk beristirahat melepas lelah.

"Kalau mudik sebenarnya lebih enak malam, lebih adem. Tapi perjalanannya lebihberisiko dibandingkan siang hari," ujar Tardi, saat ditemui usai tiba dikampung halamannya di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu. 

Terpopuler