Pemudik di Merak Stagnan, Pengguna Motor Bertambah

Rep: Ronggo Astungkoro/Intan Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari

Selasa 12 Jun 2018 14:58 WIB

Pemudik yang akan menyebrang ke pulau Sumatera berjalan menuju kapal di Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (12/6). Foto: Republika/Prayogi Pemudik yang akan menyebrang ke pulau Sumatera berjalan menuju kapal di Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Jumlah kendaraan yang menyeberang ke Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Merak, Banten, pada H-4 lebaran tak jauh berbeda dengan H-5 Lebaran. Penurunan angka terjadi untuk jumlah penumpang. Kebiasaan pemudik yang berangkat pada malam belum juga berubah hingga saat ini.

Data tersebut didapat dari Data Produksi Angkutan Lebaran Tahun 2018 yang dirilis oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak hari ini, Selasa (12/5). Sejak Senin (11/6) pukul 08.00 WIB hingga Selasa (12/6) pukul 08.00 WIB, jumlah total kendaraan yang melalui Pelabuhan Merak tak jauh berbeda dengan sehari sebelumnya.

Jika pada sehari sebelumnya jumlah total kendaraan yang melalui Pelabuhan Merak ada sebanyak 25.054 unit kendaraan, pada H-4 lebaran jumlah total kendaraan lebih sedikit 116 unit menjadi 24.938 unit kendaraan. Penurunan jumlah kendaraan terjadi di jenis kendaraan kecil roda empat dan kendaraan roda empat atau lebih. Berbeda dengan kendaraan roda dua yang justru meningkat sebesar 1.048 unit kendaraan dari sehari sebelumnya.

Penurunan jumlah juga terjadi pada jumlah total penumpang. Jika pada H-5 Lebaran jumlah total penumpang ada sebanyak 126.407, pada H-4 Lebaran menjadi 119.984 penumpang. Kendati demikian, jumlah perjalanan kapal yang terjadi pada H-4 mengalami kenaikan.

Pada H-5 Lebaran, jumlah perjalanan yang dilakukan oleh 36 kapal di Pelabuhan Merak ada sebanyak 132 perjalanan. Keesokan harinya, dengan jumlah kapal yang sama, jumlah perjalanannya meningkat sebanyak empat perjalanan menjadi 136.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lapangan Selasa (12/6) dini hari tadi, jumlah kendaraan roda empat atau lebih memang tidak begitu jauh berbeda dengan hari kemarin. Antrean yang begitu panjang tak terlihat di setiap dermaga hingga pagi datang.

Hanya saja, sekitar pukul 00.00 WIB, kemacetan sempat terjadi di Gerbang Tol Merak hingga 2,5 kilometer. DirlantasPolda Banten Kombes Pol Tri Julianto Djati saat dihubungi mengatakan, sekitar pukul 01.00 WIB emacetan tersebut dapat diurai setelah delapan mesin e-toll dioperasikan. "Sudah normal dibuka mesin e-toll. Biasanya hanya empat mesin (yang dioperasikan)," tutur Djati, Selasa (12/6).

Arus terbagi
Tak adanya kemacetan berarti di musim mudik Lebaran tahun ini dikarenakan adanya waktu libur yang panjang dan terbagi bagi. Hal ini menyebabkan tidak ada puncak arus mudik yang biasanya terjadi hingga menimbulkan kemacetan berkilo kilometer.

Ketua Harian Posko Terpadu Mudik Angkutan Lebaran 2018 Junaidi menjelaskan puncak arus mudik pada tahun ini terjadi secara bertahap. Tidak semua kendaraan meninggalkan Jakarta pada waktu bersamaan.

"Untuk tahun ini liburnya panjang, jadi bisa terbagi bagi. Puncaknya ada di tiga hari, Sabtu dan Ahad," ujar Junaidi di Posko Kemenhub, Selasa (12/6).

Lalu kata Junaidi H- 3 dan H-2 Lebaran menjadi puncak masa padat tak hanya di jalur darat mudik saja, tetapi juga jalur udara dan jalur laut. "Sampai saat ini kondisi angkutan mudik Lebaran di semua tempat aman dan lancar," tambah Junaidi.

Lalu, kata Junaidi salah satu penyebab tak terjadinya kemacetan berarti seperti tahun tahun sebelumnya karena adanya tambahan jalur tol fungsional. Tol fungsional ini menjadi perhatian dan menarik peminat para pemudik.

Hanya saja kata Junaidi, para pemudik diimbau untuk tetap berhati hati saat melewati tol fungsional. "Seperti di Salatiga itu kan masih ada tanjakan, jadi harus hati hati, dan diimbau untuk tidak melintas di malam hari," kata Junaidi.

Data sementara yang dihimpun oleh Posko Kemenhub hingga H-4 Lebaran tercatat kenaikan pemudik melalui jalur darat sebesar 5,37 persen. Sedangkan di sektor laut mengalami penurunan 29,13 persen. Sedangkan di angkutan kereta Selasa (12/6) pagi mengalami penurunan 11,35 persen.

Sedangkan angkutan udara mengalami kenaikan sebesar sembilan persen. "Nah kenaikan tertinggi peak seasonnya, angkutan jalan, penyebarangan, dan angkutan laut terjadi pada H-5 tanggal 10 Juni. angkutan kereta api dan angkutan udara peak season terjadi pada tanggal 9 juni H-6," ujar Junaidi