Cara Mengakhiri Ramadhan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah

Selasa 12 Jun 2018 12:15 WIB

Jamaah beritikaf dengan membaca Alquran di Masjid Baiturrahmah Padang, Sumatra Barat. Ratusan orang beritikaf dengan menetap di dalam masjid dengan berzikir, membaca Alquran dan ibadah lainnya pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Foto: Igoy el Fitra/Antara Jamaah beritikaf dengan membaca Alquran di Masjid Baiturrahmah Padang, Sumatra Barat. Ratusan orang beritikaf dengan menetap di dalam masjid dengan berzikir, membaca Alquran dan ibadah lainnya pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap sesuatu pasti ada akhirnya, begitu pula dengan bulan Ramadhan. Pakar Ilmu Tafsir dan Hukum Islam, Prof KH Ahsin Sakho Muhammad menyampaikan, cara mengakhiri Ramadhan adalah memahabesarkan Allah sesuai perintah Allah yang memerintahkan bertakbir.

"Para sahabat dahulu ketika malam takbiran (malam sebelum hari Idul Fitri), mereka melantunkan takbir dimana-mana, bahkan sampai di pasar-pasar," kata Prof KH Ahsin kepada Republika.co.id, Selasa (12/6).

Ia menerangkan, ungkapan ini mempunyai arti. Pertama, apa yang telah dilakukan orang-orang yang berpuasa merupakan betul-betul tawfiq (pertolongan) dari Allah. Berpuasa dengan menahan lapar dan dahaga selama sebulan adalah ibadah yang cukup melelahkan. Hanya mereka yang ikhlas yang bisa menikmatinya.

Karena adanya tawfiq dari Allah, semua kewajiban itu bisa terlaksana dengan baik. Mereka harus berterima kasih kepada Allah atas taufiq-Nya dengan bertakbir. Kedua, kesinambungan berzikir kepada Allah sehabis melaksanakan ibadah adalah sesuatu yang diperintahkan agar tetap bersama Allah dan tidak meninggalkanNya.

"Dalam bentuk-bentuk ibadah yang lain kita disunnahkan terus berzikir kepada Allah sehabis melaksanakan ibadah, yaitu membaca wirid sehabis salat fardlu, membaca tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali," ujarnya.

Prof KH Ahsin menjelaskan, dengan membaca wirid maka bisa menggabungkan ibadah jasmaniyah dan lisaniyah. Seperti setelah menyelesaikan manasik haji juga diperintahkan untuk terus berdikir kepada Allah. Setelah selesai melaksanakan salat Jumat Allah mempersilahkan untuk melanjutkan kegiatan mencari rizki, dengan terus berzikir (Al Jum'ah: 10).

Setelah selesai melaksanakan sholat khauf (sholat ketika menghadapi musuh) umat Islam diminta berdzikir kepada Allah baik ketika berdiri, duduk dan berbaring (An Nisa: 103). Setelah nabi dan para sahabatnya membuka Kota Makkah dan Nabi melihat manusia berduyun-duyun masuk agama Islam. Nabi dan para sahabatnya diperintahkan oleh Allah untuk bertasbih kepada Allah dan istighfar (an Nasr: 1-5).

"Semua itu memiliki arti zikir kepada Allah secara lisan atau hati harus terus di laksanakan agar Allah selalu bersama kita, zikir akan memberikan ketenangan kepada hati kita," jelasnya.

Prof KH Ahsin mengatakan, yang ketiga, bertakbir kepada Allah adalah salah satu cara meluapkan perasaan kemenangan dari satu perjuangan yang mulia. Merayakan kemenangan menurut Islam adalah dengan menundukkan kepala kepada Allah, bukan dengan hura-hura atau ekspresi lainnya yang bertentangan dengan norma-norma keislaman. "Itulah tuntunan yang mulia karena berasal dari Zat Yang Mahamulia," ujarnya.