REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Pada musim mudik 2018, pemudik yang mengarah ke Jawa Tengah merasakan suasana baru dengan kehadiran dua ruas tol fungsional. Dua ruas ini, yakni ruas Pemalang-Batang dengan panjang 39,2 kilometer dan Batang-Semarang sepanjang 75 kilometer.
Empat hari jelang Lebaran, Senin (11/6), pembangunan tol ruas Pemalang-Batang sudah 90 persen rampung. Sebagian besar bisa dilewati pemudik.
Pada Senin (11/6), semua lajur yang bisa dilewati telah dibeton maupun diaspal. Pengemudi cukup mengikuti lajur yang sudah diberi batasan berupa separator plastik.
Titik terakhir berada di sebelum Jembatan Kali Kuto, Kabupaten Batang, yang diperkirakan selesai pada Rabu (13/6) atau dua hari jelang Lebaran.
Kondisi ini berbeda dengan pemandangan pada Sabtu (2/6) pekan lalu. Kala itu, Republika memantau masih banyak jalanan yang belum dibeton, atau masih berupa tanah. Untuk melalui ruas ini, pengemudi harus memilih-milih lajur yang aman.
Secara umum, dua ruas tol Pemalang-Batang sudah dibangun dengan jalanan beton dan aspal dengan total satu jalur, yakni mengarah ke Jawa Tengah. Satu jalurnya terdiri dari dua lajur. Nantinya, saat arus balik, jalur ini akan dipakai untuk kendaraan yang menuju Cirebon dan Jakarta.
Mengawali perjalanan di tol fungsional, pemudik akan disambut dengan jalanan beton. Peringatan Hati-hati jalan tol masih dalam konstruksi tertulis dalam spanduk sepanjang ruas tol, mengingatkan pemudik untuk terus waspada.
Selain peringatan, plang petunjuk kilometer juga masih dibentuk berupa spanduk kecil yang dibuat pengelola. Penerangan terbatas menuntut pengendara untuk fokus memperhatikan ruas jalanan yang pada sisi kiri dan kanan masih dibatasi separator sementara.
Perpindahan antara jalanan aspal dan beton kian menuntut kehati-hatian pengendara. Menurut anjuran pengelola yang disampaikan melalui umbul-umbul, pemudik sebaiknya berkendara pada kecepatan maksimum 40 hingga 60 kilometer per jam. Meski nyatanya, banyak pengemudi yang melajukan mobilnya sampai 120 kilometer per jam.
Setidaknya, ada lima rest area dalam tol fungsional ini. Titik pertama berada di Kelangdepok yang berada di sisi kiri jalan.
Di rest area ini tersedia 16 toliet, SPBU, mushola dan tempat istirahat pemudik. Rest area ini kerap dipenuhi pemudik sejak jam 17.00 WIB.
Ada juga rest area Candiareng yang berada di Km 334, setelah jembatan Kali Pejambon. Sekitar 18 km setelahnya, atau pada Km 552, pemudik juga dapat menemukan tempat istirahat meski masih berupa tenda-tenda di sisi kanan.
Ruas tol yang belum jadi juga dimanfaatkan masyarakat setempat untuk melakukan kegiatan ekonomi. Mereka berjualan minum berupa air mineral dan air soda di sisi kiri jalan untuk para pemudik yang ingin berbuka puasa.
Sementara air mineral 600 ml dikenakan harga Rp 5.000, air mineral 1,5 liter dijual dengan harga Rp 8.000. "Lumayan untuk nambah pendapatan, sehari bisa dapat Rp 100ribu," ujar salah seorang penjual, Marjinah (40 tahun), saat ditemui Republika.
Selain itu, sepanjang perjalanan, pemudik akan menemukan masyarakat setempat yang duduk santai di pinggir jalan. Aktivitas warga juga ditemui dalam jalanan sebidang.
Masyarakat yang mengendarai motor tampak menyeberang, melintasi tol. Petugas di sisi kiri dan kanan jalan tampak siaga, membantu arus sembari membawa penerangan.
Menyusuri tol fungsional memakan waktu sekitar satu jam. Tim Republika memulai perjalanan dari GT Pemalang pada pukul 17.15 WIB dan keluar di pintu keluar sebelum Jembatan Kali Kuto pada 18.15 WIB.
Hambatan hanya terjadi di sejumlah titik termasuk ketika mau keluar. Penyempitan lajur menjadi satu buah dan arus putar balik membuat pengendara harus menurunkan kecepatan. Petugas kepolisian dan pihak terkait sudah siap siaga di pos terdekat untuk mengantisipasi kepadatan.