Mereka Dedikasikan Waktu Membantu 2.000 Orang yang Berpuasa

Rep: mgrol105/ Red: Andi Nur Aminah

Rabu 13 Jun 2018 08:10 WIB

Ekspatriat Turki mendedikasikan waktunya untuk membantu orang-orang berbuka puasa di masjid. Foto: Gulfnews Ekspatriat Turki mendedikasikan waktunya untuk membantu orang-orang berbuka puasa di masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Bagi umat Islam di seluruh dunia, Ramadhan lebih dari sekadar berpuasa dari matahari terbit hingga terbenam. Puasa adalah tentang meningkatkan iman, mengungkapkan rasa syukur, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan kerabat.

Dilansir dari Gulfnews, Malika Taher, warga Turki berusia 21 tahun di Dubai, mengatakan bahwa baginya, Ramadhan juga merupakan kesempatan untuk membantu orang lain dengan cara apa pun yang dia bisa. Taher dan kakak perempuannya sering menghabiskan Ramadhan mencari berbagai masjid untuk menyumbangkan makanan dan minuman. Tetapi ketika mereka tahu, empat tahun lalu, bahwa Masjid Al Quoz membutuhkan bantuan tambahan untuk memberi makan 2.000 orang yang mengakhiri puasa di sana setiap hari, mereka memutuskan untuk mengunjungi masjid itu secara teratur.
 
Melalui media sosial, Taher mampu menyatukan orang-orang yang ingin menyumbangkan waktu mereka kepada komunitas ini. Setiap Rabu dan Sabtu selama bulan suci, Taher dan sekitar 20 relawan berjalan ke masjid untuk mendistribusikan air, kurma, dan jus segar. Masjid telah menyediakan para pengunjungnya nasi dan daging, tetapi mereka sering kekurangan minuman, kurma, atau buah untuk dinikmati semua orang.
 
“Saya mulai mengunggah hal ini di media sosial dan banyak orang mulai bergabung. Orang-orang dari beberapa negara datang bersama anak-anak atau teman mereka, dan membantu. Baik yang tua maupun yang muda, mereka datang dua jam sebelum berbuka puasa. Bahkan ketika mereka lelah dan lapar, mereka masih ingin membantu,” ujar dia.
 
Kegiatan ini dimulai dari sekelompok orang yang tidak mengenal satu sama lain dan menjadi sukarelawan untuk tujuan yang sama. Namun mereka dapat dengan cepat berubah menjadi teman-teman berkumpul untuk membantu orang lain. Salah satu sukarelawan, Mohammad Abdullah Saadat, lulusan dari Universitas Saint Andrews di Inggris, mengatakan bahwa setelah ia melihat sebuah unggahan di Instagram yang membutuhkan bantuan orang untuk berpartisipasi, ia dengan cepat mengulurkan tangan.
 
“Menjadi sukarelawan membantu menyatukan orang, jadi sekarang saya datang ke sini, saya bertemu dengan semua orang hebat yang tidak pernah saya kenal sebelumnya. Kami berusaha membuat orang lain tersenyum. Saya pikir seluruh masyarakat perlu tahu bahwa memberi kembali kepada masyarakat akan selalu membawa kebaikan kembali kepada anda. Itu sebabnya kami menjadi sukarelawan di sini hari ini,” kata Saadat.
 
Taher mengatakan, dia membantu orang-orang yang membutuhkan membuatnya dipenuhi rasa syukur dan kebanggaan. “Ketika Anda menyadari bahwa Anda telah melakukannya selama empat tahun, itu mengejutkan karena saya merasa seperti saya baru saja memulainya kemarin. Dan ada 2.000 orang yang dibantu, itu rasanya luar biasa, " kata dia. 

 

 

Terpopuler