REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyatakan, sebelumnya pemerintah sempat memprediksikan adanya lonjakan tajam pada tanggal 9 dan 10 Juni 2018. Namun, ternyata prediksi tersebut tidak sepenuhnya benar, karena arus mudik terpantau masih lancar.
"Saya dengan Kapolri (Jenderal Tito Karnavian) dan Panglima (Marsekal Hadi Tjahjanto) monitor udara ke arah timur itu sangat lancar. Kalaupun ada yang tersendat sedikit, semuanya jalan. Jadi tidak ada yang stuck sampai berjam-jam," kata Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (11/6).
Setyo menjelaskan, kelancaran arus sejauh ini disebabkan karena libur panjang dan cuti bersama yang lebih lama. Sehingga, pemudik memiliki banyak waktu untuk menentukan waktu pulang kampung mereka. Polri pun sulit memprediksikan kapan puncak arus mudik tersebut.
"Puncaknya agak susah sekarang ini (diprediksi), karena sudah terurai semua, lancar. Kalau puncaknya itu kan pasti ekstrim, ternyata tidak. Ini landai landai saja, jalan dengan sendirinya," kata Setyo.
Setyo pun menyatakan, Polri masih belum menentukan pada tanggal berapa puncak arus mudik tahun ini terjadi. Polri, khususnya Korps Lalu Lintas bersama seluruh instansi terkait masih melakukan pemantauan terkait dinamika arus mudik yang terjadi.
"Nanti kita lihat grafiknya, yang paling tinggi mana, itu yang puncak. Selama ini jalan, kami monitor terus," ujar Setyo. Ia menambahkan, peningkatan tajam sepertinya tidak terjadi pada arus mudik ini karena penguraian terjadi dengan adanya libur panjang, serta pemberlakian tol-tol fungsional.