Kapolri: Tembak Mati Begal yang Melawan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil

Senin 11 Jun 2018 15:04 WIB

 Anggota kepolisian memeriksa barang bukti berupa sepeda motor saat rilis pengungkapan kasus begal di lapangan parkir Polres Metro Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (16/3).  (Republika/Raisan Al Farisi) Anggota kepolisian memeriksa barang bukti berupa sepeda motor saat rilis pengungkapan kasus begal di lapangan parkir Polres Metro Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (16/3). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,  MERAK -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan Kapolda Lampung dan Kapolda Sumatera Selatan untuk melakukan operasi khusus untuk memberantas begal di Lintas Sumatera. Tak main-main, ia memerintahkan untuk menembak mati para begal yang melawan.

"Kita sudah melaksanakan operasi cipta kondisi, saya perintahkan Kapolda Lampung dan Kapolda Sumsel lakukan operasi khusus begal. Kalau melawan tembak mati saja," ungkap Tito saat meninjau jalur mudik di Pelabuhan Merak, Banten, Senin (11/6).

Menurut Tito, pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua lebih memilih menyeberang ke Sumatera pada malam hari. Salah satu alasan berpikiran seperti itu, yakni agar mereka terhindar dari tindak kriminalitas para begal yang ada di jalur Lintas Sumatera.

Ia menjelaskan, salah satu daerah yang paling rawan terjadi aksi begal ada di wilayah Mesuji, Lampung. Wilayah ini merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

"Nanti kita akan ke Polda Lampung, akan kita tagih," kata Tito yang setelah melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Merak langsung meluncur menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung, dan sekitarnya itu.

Tito berangkat menuju Pelabuhan Bakauheni bersama dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Di samping itu, Tito menyebutkan, belakangan ini terjadi pelemparan batu kepada kendaraan-kendaraan yang melalui jalur Lintas Sumatera. Terakhir, Bus Damri yang menjadi korban aksi tersebut. Tito mengaku telah menerima laporan dari Kalolda Sumatera Selatan atas kasus ini.

"Tadi pagi Kapolda Sumatera Selatan sudah lapor, ternyata pelakunya anak-anak kecil 14 sampai 15 tahun, walaupun dikatakan hanya bercanda, tetap proses hukum (dengan UU Pidana Anak) karena ini membahayakan," tuturnya.

 

Terpopuler