REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah Indonesia merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami, karena memiliki sebanyak 295 sumber gempa patahan aktif dan lima subduksi lempeng. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memiliki ratusan catatan gempa merusak dan puluhan peristiwa tsunami.
Meski pemerintah telah menetapkan cuti bersama Lebaran tahun ini selama tujuh hari pada 11 Juni hingga 20 Juni 2018, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly, mengatakan, BMKG akan tetap siaga. "Kami memastikan bahwa Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) tetap melakukan monitoring, processing, dan diseminasi informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami secara prima selama libur lebaran," kata dia dalam siaran persnya, Ahad (10/6).
Para analis BMKG pun akan tetap bekerja selama 24 jam per tujuh hari. Nantinya, dalam sehari ada tiga kelompok shift yang berdinas bergantian: pagi, siang dan malam.
"Setiap kelompok ada tujuh anggota yang mengoperasikan: (1) komputer determinasi parameter gempa, (2) decision support system-DSS peringatan dini tsunami, (3) modelling tsunami TOAST, (4) monitoring muka air laut, (5) diseminasi informasi multimoda, (6) komunikasi, dan (7) supervisor on duty," terang Sadly
Selain itu para pejabat BMKG dari Eselon I hingga IV selama Posko Lebaran juga mendapat tugas sebagai pejabat on duty. "Untuk itu kepada masyarakat yang sedang dalam perjalanan mudik Lebaran maupun yang sudah berada di kampung halaman diimbau untuk tetap tenang dan nyaman dalam menikmati keceriaan dan suka cita suasana Lebaran. BMKG akan terus memberikan informasi yang cepat, tepat, akurat, mudah dipahami, dan luas jangkauannya," ujarnya.