REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Hingga Ahad (10/6) pukul 13.00 WIB terpantau sebanyak 28.129 kendaraan telah keluar dari Jakarta melalui Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama. Jumlah tersebut meningkat 31,8 persen dari volume lalin normal yaitu 21.342 kendaraan.
"Kepadatan yang sempat terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek terutama di akses jelang rest area Km 39," ujar Media Relation Manager Jasa Marga Herald Galingga melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (10/6).
Hal tersebut, kata dia, dapat dikendalikan dengan pemberlakuan contraflow atau lawan arus dari Km 35+600 sampai Km 47 mulai dari pukul 11.15-12.05 WIB. "Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan tol yang hendak melakukan mudik untuk memastikan kecukupan saldo uang elektronik sebelum memasuki jalan tol. Layanan top up tunai di gerbang tol hanya dilakukan dalam kondisi darurat," katanya.
Baca juga: Puncak Mudik di Tol Jakpek Diprediksi pada H-3 Lebaran
Terpantau ruas jalur Jakarta - Cikampek arah Cikampek lancar terkendali. Pengemudi dapat melaju 70 hingga 90 kilometer per jam. Kapolres Kabupaten Bekasi Kombes Chandra Sukma menilai, hal ini dikarenakan libur Hari Raya Idul Fitri yang cukup panjang, sehingga masyarakat bisa leluasa memilih waktu mudik.
"H-6 sudah banyak yang libur jadi tidak menumpuk di hari tertentu. Namun demikian perkiraan H-3 atau puncak mudik tanggal 12 dan 13 Juni. Kepadatan hari Selasa besok," ujar Chandra di gerbang tol (GT) Cikarang Utama 1, Ahad (10/6).
Untuk sepanjang wilayah Kabupaten Bekasi, beberapa titik yang rawan menjadi penyebab kemacetan berada di setelah kilometer 35, karena terdapat penyempitan jalan karena adanya proyek elevated. Terlebih sudah memasuki wilayah Karawang kilometer 42.
"Itu hanya tiga lajur karena sebelah kiri tidak ada bahu jalan. Itu dari 4 lajur. Di sini kan 8, ke sini 4, nanti kilometer 42 jadi 3. Karena ada proyek elevated," katanya.
Kepolisian Kabupaten Bekasi juga menempatkan personel mengantisipasi kejahatan pecah kaca mobil dan antisipasi jembatan-jembatan yang di bawahnya dilalui ruas tol. Di wilayah Kabupaten Bekasi terdapat 13 JPO di antaranya tujuh jembatan besar dan enam jembatan kecil.
Sementara untuk masing-masing pos pantau, terdapat satua tugas dengan dua motor. Isinya berupa persediaan baham bakar minya (BBM), jumper kiki, dongkrak, untuk pemudik yang mogok di tengah jalan. "Dari kami, ada 10 pos pengamanan dua pos pelayanan dan satu cek poin, di seluruh Bekasi ada 720 personel," ujarnya.