Sandiaga Cek Kesiapan Mudik di Terminal Kampung Rambutan

Rep: Sri Handayani/ Red: Hazliansyah

Ahad 10 Jun 2018 14:51 WIB

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (ketiga kanan) bersama Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan E Ilyas Lubis (kedua kanan) mengibarkan bendera pada acara pelepasan Mudik Bersama BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2018, di  Lapangan Parkir Polda Metro Jaya, Jakarta, Sbtu (9/6). Foto: Darmawan / Republika Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (ketiga kanan) bersama Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan E Ilyas Lubis (kedua kanan) mengibarkan bendera pada acara pelepasan Mudik Bersama BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2018, di Lapangan Parkir Polda Metro Jaya, Jakarta, Sbtu (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta mengecek kesiapan mudik di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Kampung Rambutan merupakan terminal paling ramai di Jakarta.

"Tertinggi trafiknya di antara sembilan terminal lain, yaitu empat utama dan lima terminal bantuan," kata Sandiaga di Terminal Kampung Rambutan, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Ahad (10/6).

Menurut laporan yang ia terima, jumlah penumpang keberangkatan mudik di Kampung Rambutan telah mencapai 14 ribu orang. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat. Ini baru yang dilayani di terminal luar kota.

Sandiaga mengatakan, Pemprov DKI bersiap menghadapi puncak arus mudik yang diperkirakan jatuh pada Rabu Malam (13/6). Ada total 78 personel diturunkan baik dari unsur tentara nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Mereka akan bersiaga selama 24 jam, terbagi dalam tiga shift.

Cek kesehatan juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI kepada para sopir, sopir pengganti, maupun awak bus lain. Sandiaga mengatakan, dalam tes tersebut tidak ada pengemudi yang kedapatan mengonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) maupun alkohol.

Namun, berdasarkan laporan Kepala Dinkes DKI Koesmedi Priharto, dari 128 pengemudi yang dites, 15 di antaranya memiliki tensi tinggi. Para pengemudi yang memiliki tensi tinggi atau gula darah tinggi diwajibkan untuk beristirahat. Apabila tensinya bisa diturunkan, mereka diberi kesempatan membawa kendaraan.

Apabila tidak cukup dengan istirahat, mereka akan diberi obat. Para pengemudi yang tensi dan gula darahnya tetap tinggi tidak diperbolehkan berangkat. "Jangan sampai kita mengalami kecelakaan karena kondisi kesehatan dari pada pengemudi maupun sopir cadangan dan awak awak bus yang lain," ujar Sandiaga.

Tak hanya para penumpang, pengecekan juga dilakukan kepada tiap kendaraan. Tes itu meliputi uji administrasi, tes unsur utama dan tes unsur pendukung. Dari sisi administrasi, petugas akan memeriksa kelengkapan surat izin mengemudi (SIM), surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan buku kir.

"Setelah itu kita cek unsur utama. Unsur utama di sini ada sistem pengereman, di sini ada ban, kaca, wiper, sign, baru di situ kemudian ada unsur pendukung yaitu gas emisi," ujar Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) Andri Yansyah di lokasi yang sama.

Andri melaporkan, hingga saat ini jumlah kendaraan yang diuji mencapai 1.680 armada. Sebanyak 990 unit dinyatakan lolos tes, 690 di antaranya tidak lolos.

Di antara 690 kendaraan itu, banyak yang statusnya bersyarat. Misalnya karena tidak terdapat pemecah kaca dan alat pemadam api ringan (APAR). Bus dapat berjalan setelah syarat-syarat itu dipenuhi. Namun, apabila bus yang diuji tidak lolos karena tak terpenuhinya unsur utama, Dishubtrans tidak akan memberi izin keberangkatan.

"Dan kita lihat bahwa sempat ada 50 persen yang tidak lolos karena 100 persen kendaraan kita cek kolong mesinnya, cek rembesan oil, rem, dan sebagainya. Kemarin sampai 50 persen tidak lolos, tapi setelah diberi waktu perawatan, ada yang siap. kita ingin 100 persen kendaraan ini lolos pengecekan dan siap," ujar dia.

Terpopuler