Pemudik Motor Ramaikan Jalur Selatan

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Teguh Firmansyah

Sabtu 09 Jun 2018 21:01 WIB

Pemudik sepeda motor membawa tulisan saat melakukan mudik di kawasan  Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/6). Foto: Republika/Iman Firmansyah Pemudik sepeda motor membawa tulisan saat melakukan mudik di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua mulai ramai melintasi jalan nasional rute 3 atau jalur selatan pada Sabtu (9/6) atau H-6 lebaran.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, pemudik bersepeda motor tampak melalui jalan raya Rancaekek-Cicalengka menuju arah Garut, Tasikmalaya, dan Jawa Tengah.

Seorang pemudik asal Cianjur Dedi Setiawan mengaku tetap menggunakan sepeda motor dengan alasan kepraktisan. "Dari dulu kalau mudik ke Tasikmalaya, selalu naik motor. Lebih praktis," ujarnya ketika ditemui di rest area Nagreg, Jawa Barat.

Sementara itu, arus kendaraan mulai Gerbang Tol Cileunyi hingga Limbangan, Garut terpantau masih lancar pada Sabtu (9/6) malam.

Kepadatan sempat terjadi jelang Pasar Limbangan sehingga Polres Garut menerapkan rekayasa lalu lintas buka-tutup jalan.

Rekayasa tersebut dilakukan sebanyak tiga kali guna mengurai kepadatan imbas aktivitas masyarakat di sekitar Pasar Limbangan, Garut, Jawa Barat.

"Jadi kami sudah melakukan tiga kali sistem one way untuk kendaraan dari arah Bandung dan Jakarta menuju Tasikmalaya," ujar Kasat Lantas Polres Garut AKP Erik Bangun Prakasa kepada Republika.co.id, Sabtu (9/6).

Erik mengatakan, kepolisian menerapkan sistem itu masing-masing selama 30 menit pada pukul 09.00 WIB, 13.00 WIB, dan 17.00 WIB.

Baca juga,  Pemudik dengan Motor Diprediksi Meningkat 30 Persen.

Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Pandu Yunianto memperkirakan adanya peningkatan hingga 30 persen untuk masyarakat yang mudik lebaran dengan menggunakan sepeda motor pada lebaran 2018. Sebelumnya pada 2017, jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor sebanyak 6,39 juta unit.

 

"Kalau sepeda motor masih naik 30 persen. Prediksi kita segitu, dari 6,39 juta unit menjadi 8,5 juta unit," ujar Pandu dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Sabtu (2/6).

Masyarakat, kata Pandu, menilai mudik menggunakan sepeda motor lantaran biayanya yang lebih murah dibandingkan menggunakan angkutan umum. Contohnya, bus non-ekonomi Jakarta-Solo itu bisa Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. "Jadi kalau suami-istri pulang pergi itu sampai Rp 1 juta. Nah, kalau naik motor Jakarta-Solo itu beli bensin 10 liter dan itu tidak sampai Rp 100 ribu," jelasnya.

Selain itu, kemudahan bertransportasi saat di kampung halaman pun menjadi salah satu alasan masih banyaknya pemudik yang memilih menggunakan sepeda motor. Pemudik pun banyak yang masih ingin menunjukan keberhasilannya bekerja di kota dengan membawa kendaraan pribadi saat berada di kampung halaman.

Terpopuler