Mudik Gratis untuk Difabel

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Budi Raharjo

Sabtu 09 Jun 2018 16:11 WIB

Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari (kiri) memegang kursi roda pemudik yang akan menaiki bus. Foto: Satria Kartika Yudha Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari (kiri) memegang kursi roda pemudik yang akan menaiki bus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senyum mengembang di wajah Namin (44 tahun). Setelah bertahun-tahun, penyandang disabilitas tersebut akhirnya bisa mudik ke kampung halamannya di Solo.

Namin merupakan salah satu peserta program mudik gratis untuk penyandang disabilitas yang digelar PT Bank Syariah Mandiri atau Mandiri Syariah. Ia mudik bersama istri dan satu anaknya.

Pulang kampung bukanlah hal lumrah bagi warga Depok tersebut. Selain butuh biaya banyak, kondisinya yang tunadaksa membuat dia kesulitan menggunakan transportasi umum. Maklum, sarana dan prasarana transportasi di Tanah Air belum ramah terhadap difabel.

Dia masih ingat betul pengalaman susahnya pulang kampung menggunakan bus. Dia harus meminta bantuan orang untuk digendong masuk ke dalam bus. "Saat sudah naik, saya ngesot ke kursi," kata Namin menceritakan kisahnya di sela-sela acara mudik gratis di kantor Mandiri Syariah, Jakarta, Sabtu (9/6).

Kesulitan lainnya adalah ketika ingin ke kamar mandi. Terkadang, dia memilih menahan hajatnya karena sulit untuk turun dan naik bus.

Apalagi, kata Namin, kalau tiba-tiba bus yang ditumpanginya mengalami kendala dan terpaksa harus dipindahkan ke bus lain. "Sangat menyusahkan saya dan keluarga," katanya.

Pria yang terkena penyakit polio sejak usia tiga tahun tersebut baru pertama kali ikut mudik gratis Mandiri Syariah. Dia sangat senang karena ada perusahaan yang memberikan perhatian khusus kepada difabel untuk pulang kampung. "Saya semakin senang karena pulangnya dijemput," ucap Namin.

Mandiri Syariah menyediakan bus khusus untuk difabel tunadaksa. Dengan fasilitas tersebut, pemudik difabel tak perlu turun dari kursi roda untuk menaiki bus. Sedangkan difabel lainnya yang masih bisa berjalan, menggunakan bus umum.

Rubini (36 tahun) tak kalah bahagianya dengan Namin. Dia sudah tiga kali ikut mudik gratis dari Mandiri Syariah ke kampung halamannya di Kebumen, Jawa Tengah.

Sebagai difabel, ungkap Rubini, pulang kampung tak melulu menjadi hal menyenangkan apabila menggunakan transportasi umum.

"Teman-teman yang bergantung pada kursi roda pasti sangat kesulitan," katanya.

Rubini mengaku sering merasa tak enak hati jika harus meminta bantuan orang lain. Apalagi kalau yang membantu menggendongnya seorang lelaki. "Kadang merasa risih kalau diangkat cowok," ungkap Rubini.

Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Satuan Tugas Perlindungan Anak (Satgas PA) untuk menggelar program mudik disabilitas. Mudik bagi penyandang disabilitas sudah digelar sejak 2016.

Selain difabel, Mandiri Syariah juga memberangkatkan pemudik bagi warga sekitar, seperti pedagang kecil. Mudik untuk masyarakat umum sudah digelar selama delapan tahun. "Alhamdullilah, setiap tahunnya minat teman-teman penyandang disabilitas terus bertambah," kata Toni.

Dia menambahkan, program mudik disabilitas merupakan partisipasi Mandiri Syariah dalam mendukung program pemerintah terkait UU Nomor 8 tahun 2016 mengenai Penyandang Disabilitas. Tahun ini, total pemudik sekitar 1.200 orang yang diberangkatkan dengan 23 bis dan tiga bis khusus untuk disabilitas dengan tujuan kota-kota besar di Pulau Jawa.

"Untuk mobil akses disabilitas, peserta juga akan dijemput untuk kembali ke Jakarta," kata Toni. Toni berharap program ini dapat memberikan kebahagiaan bagi penyandang disabilitas karena bisa merayakan Lebaran di kampung halaman. Dia menegaskan, Mandiri Syariah akan terus mengadakan mudik gratis disabilitas setiap tahunnya.

"Kami ingin mendukung program pemerintah pusat dan DKI Jakarta untuk memberikan fasilitas ramah disabilitas," ujar Toni.

Terpopuler