Perusahaan Otobus Diimbau tak Paksakan Sopir Sakit

Red: Yudha Manggala P Putra

Jumat 08 Jun 2018 21:22 WIB

 Sejumlah pemudik tiba di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Sabtu (1/7). Foto: Republika/ Yasin Habibi Sejumlah pemudik tiba di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Sabtu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas kesehatan di Terminal Terpadu Pulo Gebang mengimbau Perusahaan Otobus (PO) tidak memaksakan sopir yang kurang sehat atau sakit, untuk mengendarai bus antar kota antar provinsi (AKAP). Hal itu dapat membahayakan pengemudi dan penumpang.

"Yang penting sudah kita katakan. Kalau tidak layak, ya terserah sama PO dan dishub. Tapi kalau ada apa-apa kita tidak bertanggung jawab, karena itu membahayakan penumpang dan sopir itu sendiri," kata Penanggungjawab Klinik Terpadu Terminal Pulo Gebang Syafruddin di Jakarta, Jumat (8/6).

Berdasarkan data tes kesehatan angkutan lebaran Dinas Perhubungan pada H-8 Lebaran, dari 88 supir sebanyak 57 sopir dinyatakan sehat, 24 sehat dengan catatan, dan 7 dinyatakan tidak sehat.

"Alhamdulillah masih bagus. Kemarin satu positif karena asma, karena gunakan obat asma. Satu lg, gula darah di atas 400," ujar Syafruddin.

Untuk supir yang dinyatakan sehat dengan catatan sendiri, lanjut Syafruddin, ia meminta PO untuk menyediakan supir cadangan.

"Misalnya untuk mereka ambang batas tensinya belum terlalu tinggi, 160/90, kita kasih obat. Dengan catatan, harus ada sopir serep. Boleh kerja, asal ada yang mengawasi dan membantu," katanya.

Supir PO Haryanto Totok (47) yang dinyatakan sehat oleh petugas kesehatan, namun ia meminta obat untuk mengantisipasi karena punya riwayat kolesterol tinggi. "Alhamdulillah sehat. Ini obat untuk antisipasi kalau habis makan jeroan, Mas," ujar lelaki yang mengantar penumpang ke Madura itu.

Terpopuler