REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Anggota Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memperbanyak posko-posko kesehatan di sepanjang jalur mudik. Lantaran, kondisi jalur mudik yang ada saat ini diperkirakan akan mengalami tingkat kepadatan yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Melihat bahwa masih banyak jalur mudik yang dalam tahap pembangunan. Pengalaman saya Jakarta-Bandung hari biasa perjalanan tiga sampai empat jam. Sekarang bisa enam jam. Tentu saat arus mudik lebaran bisa lebih bertambah waktunya. Kekhawatirannya ada antrean panjang, stuck seperti di brexit," ujarnya di Imah Rancage, Baleendah, Jumat (8/6).
Dia meminta kepada Menteri Kesehatan untuk untuk standby dan memantau pos kesehatan. Tenaga medis di jalur mudik serta tidak pulang kampung. "Jangan sampai kosong (tidak ada pos kesehatan)," ungkapnya.
Menurutnya, Kemenkes juga harus terus menyosialisasikan kepada masyarakat agar mempersiapkan fisik saat hendak menjalani aktivitas mudik. Sebab, di perjalanan potensi dehidrasi dan kelelahan bisa sangat terjadi bagi pengendara. "Ibu menteri bilang siap standby," katanya.
Dia menambahkan, sebagai Ketua Gerakan Pramuka Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Barat menerjunkan sebanyak 28 ribu pandega untuk membantu pihak kepolisian dalam mengatur arus mudik di wilayah Jawa Barat. "Kita menurunkan 28 ribu pandega. Di setiap kabupaten/kota sebanyak seribu orang. Mereka melaksanakan tugas di terminal, stasiun, pos kesehatan dan jalur mudik di pantura," katanya.
Dede mengatakan, anggota pramuka akan turun langsung dalam pengamanan arus mudik pada H-3 Hari Raya Idul Fitri hingga H+3 mendatang.