Akhiri Ramadhan dengan Sempurna

Red: Agung Sasongko

 Jumat 08 Jun 2018 17:34 WIB

Ramadhan Foto: Republika/Wihdan Hidayat Ramadhan

Caranya dengan menyerahkan diri secara utuh kepada Allah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ramadhan merupakan bulan terbaik di antara bulan-bulan lainnya. Ramadhan disebut sebagai bulan penuh berkah karena setiap pahala yang dilaksanakan di bulan ini akan dilipatgandakan oleh Allah. Selain itu, dalam Ramadhan sendiri terdapat hari-hari tertentu yang dianggap istimewa.

Kaum Muslimin berbondong-bondong menuju masjid ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan untuk berik- tikaf. Mereka ingin mengakhiri Ramadhan dengan sempurna. Caranya dengan menyerahkan diri secara utuh kepada Allah. Terlebih, pada 10 hari terakhir diyakini turunnya Lailatul Qadar.

Ketua Asosiasi Ma'had Aly Indonesia, KH Abdul Djalal, mengatakan, dalam Islam, iktikaf merupakan sesuatu yang disunahkan, terutama pada bulan Rama dhan. Menurut dia, keutamaan beriktikaf pada Ramadhan sangat besar. Rasulullah sering melakukan itu, ujar Kiai Djalal kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Kiai Djalal mengungkapkan, peserta iktikaf akan merasakan seperti bermeditasi, yaitu akan lebih fokus kepada Allah. Itu disebabkan beriktikaf dilakukan di dalam masjid yang tidak lain sebagai rumah Allah. Di dalam masjid akan terbebas dari kebisingan sehingga memudahkan seseorang untuk fokus beribadah.Larangan membicarakan hal-hal buruk ketika sedang beriktikaf menambah kesempurnaan iktikaf.

Kiai Djalal menjelaskan, seseorang yang ingin beriktikaf harus memantapkan niatnya sejak berada di rumah. Ketika tiba di masjid, dianjurkan agar melaksanakan shalat Tahiyatul Masjid. Setelah itu dilanjutkan oleh ibadah lainnya, seperti berzikir, shalat sunah, atau mengaji.

Menurut Kiai Djalal, syarat rukun beriktikaf sangat mudah, yaitu cukup niat serta masjid itu sendiri suci dari najis. Sedangkan, yang membatalkan iktikaf adalah bercumbu dengan lain jenis. Namun, kata Kiai Djalal, hal tersebut hampir pasti tidak akan pernah terjadi ketika di dalam masjid.

Kiai Djalal mengatakan tidak ada aturan baku mengenai waktu beriktikaf.Umat Islam diberikan kebebasan untuk melaksanakannya. Kendati demikian, menjalankan iktikaf lebih lama dinilai lebih utama.

Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Prof Yunahar Ilyas juga mempunyai pandangan tentang iktikaf.Ia mengatakan, iktikaf merupakan ibadah mendekatkan diri kepada Allah di dalam masjid, khususnya dalam 10 hari terakhir Rama dhan.Beriktikaf dapat dilakukan dengan jangka waktu pendek ataupun 24 jam penuh selama 10 hari. Mereka, kata Prof Yunahar, hanya akan keluar masjid apabila terdapat keperluan yang tidak dapat dilakukan di dalam masjid seperti buang air.

"Jadi tidur, makan, istirahat semua di masjid, di dalam masjid itu beribadah," kata Prof Yunahar.

Ia menuturkan, banyak yang harus dilakukan ketika beriktikaf.Selain shalat lima waktu, mereka juga dapat melaksanakan shalat Fajar, salat malam, membaca Alquran, dan berzikir. Pada era sekarang, lanjutnya, berbagai inovasi dapat dilakukan ketika beriktikaf, khususnya apabila jamaah iktikaf mayoritas anak muda.

Inovasi tersebut dapat berupa pelatihan maupun kajian dengan berbagai tema.Namun, yang terpenting kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam masjid.Yunahar menganjurkan agar umat Islam berlomba-lomba beriktikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan.

"Yunahar meyakini beriktikaf tidak sulit untuk dilaksanakan karena syarat rukunnya yang juga sangat mudah. Mereka cukup berdiri di dalam masjid dan hal tersebut, menurut Yunahar sudah dianggap sah.Akan sempurna kalau diisi dengan ibadah,"ujar dia.

Beriktikaf, menurut Yunahar, merupakan waktu tepat untuk merenung, bertafakur dan mengaji baik Alquran maupun hadis. Saat itu pun menjadi waktu tepat untuk berzikir dan berdoa kepada Allah. Ia juga berpendapat bahwa beriktikaf dapat dilaksanakan 10 hari penuh atau hanya sebagian waktu. Ia berharap pada bulan Ramadhan kali ini banyak umat Islam melaksanakan iktikaf. Karena pahala dari beriktikaf sangat besar.

"Di ujung Ramadhan supaya menjadi orang bertakwa. Sehingga ibadahnya lebih intensif supaya naik derajatnya menjadi muttaqin," ujar dia.