Pesantren Kilat Tunanetra, Menghantarkan Terang di Akhirat

Red: Ani Nursalikah

Jumat 08 Jun 2018 17:28 WIB

Pesantren Kilat Tunanetra (SAKTA) Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation yang dilaksanakan di Wisma Merah Putih (Depsos RI), Cawang, Jakarta, Rabu (6/6). Foto: Mandiri Amal Insani Pesantren Kilat Tunanetra (SAKTA) Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation yang dilaksanakan di Wisma Merah Putih (Depsos RI), Cawang, Jakarta, Rabu (6/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Jangan sudah gelap di dunia, gelap juga di akhirat. Ini kerugian yang besar,” begitu pesan yang disampaikan Ketua Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Sumardi pada acara pembukaan Pesantren Kilat Tunanetra (SAKTA) Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation yang dilaksanakan di Wisma Merah Putih (Depsos RI), Cawang, Jakarta, Rabu (6/6).

SAKTA akan digelar selama tiga hari, Rabu-Jumat (6-8/6) dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang. Acara SAKTA ini dimaksudkan agar tunanetra bertambah tingkat keimanannya. Sumardi mengatakan tunanetra jangan hanya sibuk mengejar dunia, mereka juga harus mempersiapkan akhiratnya.

Ketua ITMI DKI, Ustaz Furqon yang turut hadir pada pembukaan menyampaikan program ini sangat penting untuk memberikan bekal kepada tunatetra agar memahami Alquran dan Islam. Sesuai dengan tema SAKTA, dalam pemahaman huruf hijaiyah yang berarti berhenti maka para tunanetra juga harus berhenti sejenak untuk introspeksi dan menambah ilmu.

Abdul Hadi yang hadir mewakili MAI menyampaikan harapannya untuk para tunanetra agar terus meningkatkan keimanan dan bersabar karena kedua hal itu adalah janji Allah untuk mendapatkan surga-Nya. “Kedepannya harapan kita adalah tunanetra tidak hanya mendapatkan santunan saja tapi juga dibekali ilmu dan bekal agar dapat mandiri dan bersaing dengan orang normal umumnya, mengeksploitasi para difabel dan tidak hanya sekadar pameran kebajikan dan pelestarian kemiskinan semata,” kata Abdul.

Terpopuler