REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan waktu yang paling dinanti-nanti oleh umat Islam. Pada akhir bulan suci, umat Islam berlomba-lomba meningkatkan ibadahnya guna mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Pakar Alquran KH Ahsin Sakho mengatakan, istilah Lailatul Qadar diperkenalkan langsung oleh Alquran. Keterpopuleran istilah tersebut, menurut Kiai Ahsin, sangat jelas disaksikan dalam beberapa surah dalam ayat Alquran.
"Lailah itukan malam, al-Qadr kemuliaan. Jadi, malam kemuliaan. Jadi, ini yang dipop- ulerkan oleh Alquran secara jelas, ujar Kiai Ahsin belum lama ini.
Lailatul Qadar merupakan malam yang dipilih Allah untuk menurunkan Alquran. Sebagai kalamullah, kata Kiai Ahsin, Allah menurunkannya lewat Jibril untuk disampaikan kepada Nabi Muham mad SAW sebagai pemimpin para nabi.
Menurut Kiai Ahsin, makna malam dalam istilah Lailatul Qadar, yakni waktu yang hening dan berkaitan dengan simpul- simpul spiritual. Pada malam hari Allah juga selalu menawarkan ke pada hambanya untuk meminta kepada-Nya.
"Jadi, kejadian spiritual disampaikan pada malam," kata Kiai Ahsin.
Keistimewaan Lailatul Qadar, sebagaimana disebutkan dalam surah al-Qadr dan ad-Dukhan, merupakan malam yang penuh berkah dan mulia. Oleh karena itu, menurut Kiai Ahsin, sangat banyak kebaikan yang diturunkan pada Lailatul Qadar.
Keberkahan yang diturunkan Allah pada malam tersebut menyangkut berbagai sisi kehidupan. Untuk mendapatkannya, setiap orang harus berusaha mencari masing-masing.
"Dia menyerahkan semua, perhatian untuk menghadirkan Allah, dalam perenungannya, per hatiannya hanya kepada Allah, berzikir, membaca Alquran, memperbanyak shalat," tuturnya.
Infografis Lailatul Qadar
Ketua Umum Persatuan Islam KH Aceng Zakariyah mengatakan, Lailatul Qadar memiliki arti malam yang agung dan mulia. Pada malam ini terdapat jaminan pengampunan dosa-dosa masa lalu dari Allah. Lailatul Qadar juga berhubungan dengan malam pertama diturunkannya Alquran.
Lailatul Qadar disebutkan dapat ditandai oleh beberapa gejala alam. Tanda-tanda tersebut, yakni siang hari cuaca cerah ketika malam itu turun. Kiai Aceng menjelaskan, tentang ciri-ciri siapa yang mendapatkan keutamaan malam tersebut terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Namun, yang terpenting bagi umat Islam, kata Kiai Aceng, dari awal Ramadhan hingga akhir agar terus berusaha beribadah agar mendapatkan Lailatul Qadar. "Terus saja beribadah dari awal sampai akhir, insyaallah, akan mendapatkan Lailatul Qadar," kata Kiai Aceng.
Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) KH Satori Ismail menu- turkan, Alquran diturunkan pertama kali pada paruh kedua Ramadhan, sehingga waktu itu memiliki keutamaan sendiri.
Kemudian, Lailatul Qadar memiliki nilai seribu bulan lebih baik dibandingkan bulan lainnya. "Ini kan ketentuan luar biasa sebagai kasih sayang Allah kepada umat Muhammad," kata Kiai Satori.
Menurut dia, suasana Lailatul Qadar dilukiskan bahwa malam hari menjadi sunyi dan hening. Tidak terdapat hujan lebat dan angin kencang.
Infografis Yuk Itikaf di Masjid
Cuaca malam menjadi benderang. Pada malam itu hati orang-orang mukmin tenang dan ketika siang hari mata- hari cerah, tidak terlalu menyorot. Sehingga, membuat manusia di bumi tidak merasakan panas luar biasa dari matahari.
Para penerima Lailatul Qadar, kata dia, tidak menyimpan kebencian dan permusuhan kepada orang lain. Mereka akan lebih baik dibandingkan hari sebelumnya dalam hal hubungan dengan Allah dan manusia.
Kiai Satori menambahkan, meskipun tidak diketahui apakah setiap orang mendapatkan Lailatul Qadar, mereka memiliki kecenderungan peningkatan berbuat baik. Sebaliknya, mereka akan makin men jauhi kemaksiatan.
Untuk mendapatkan malam yang penuh keberkahan tersebut, Kiai Satori mengajak agar umat Islam berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qadar dengan meningkatkan ibadah. Selain itu, memperbanyak zikir, istigfar, dan beramal saleh.