REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Setyo Wasisto mengatakan kepolisian sudah mengantisipasi terjadinya aksi teror saat lebaran Idul Fitri. Setyo menyebut antisipasi di super visi oleh Detasemen Khusus 88 antiteror.
Maraknya kasus teror sebelum memasuki bulan Ramadhan ini membuat kepolisian mewaspadai setiap gerakan teror. Setyo mengatakan kini setiap Kepolsian Daerah di seluruh Indonesia sudah menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) Anti-Teror.
"Untuk aksi terorisme Pak Kapolri sudah menyatakan kita siapkan sekarang setiap Polda ada Satgas anti teror," kata Setyo, Kamis (7/6).
Titik-titik yang dijaga oleh pihak kepolisian saat ini adalah di mana ada sel-sel Lembaga Pemasyarakatan yang menahan terpidana kasus terorisme. Hal ini dilakukan polisi belajar dari kasus perlawanan tahanan kasus teror di Mako Brimob Mei lalu.
Untuk antisipasi aksi teror ini, Setyo menyebut Polri tidak bekerja sendirian. Tapi juga berkoordinasi dengan Badan Intelijen negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Setyo ingin semua lembaga terkait termasuk Polri harus jeli membaca pergerakan pelaku teror agar bisa segera dilakukan antisipasi sebelum ada kejadian lagi yang mengancam korban nyawa dan korban jiwa.
"Satgas anti teror dibentuk disuper visi oleh Densus 88 terdiri dari Satgas yang ada di Polda dan untuk mendeteksi dini. Juga mengantisipasi kalau ada indikasi mereka mau aksi ya langsung cegah," ujar Setyo.
Ditempat terpisah, Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Polda Sumbar) menegaskan Satgas Antiteror aktif dalam melakukan pengawasan menjelang Lebaran 1439 H mendatang. Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal menyebutkan, keberadaan Satgas Antiteror nantinya akan sejalan dengan Operasi Ketupat 2018 ini yang juga mengamankan arus mudik. Kepolisian juga akan memperketat pengawasan di perbatasan Sumbar dan provinsi lain, serta titik-titik wisata yang padat pengunjung.
"Namanya teror bisa saja terjadi kapan saja. Pintu-pintu masuk ke Sumbar tentu kita perketat," jelas Fakhrizal usai memimpin gelar apel Operasi Ketupat, Rabu (6/6).
Ia menambahkan, Polda Sumbar menurunkan sedikitnya 6.097 personel gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, dan instansi lain selama berjalannya Operasi Ketupat 2018. Tak hanya itu, sebanyak 61 pos pengamanan dan 31 pos pelayanan juga didirikan untuk membantu kelancaran arus mudik dan memastikan keamanan wilayah.