Trump Gelar Buka Puasa Pertama di Gedung Putih

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Agung Sasongko

Kamis 07 Jun 2018 11:52 WIB

Gedung Putih Foto: EPA/Michael Reynolds Gedung Putih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggelar acara buka puasa pertama di Gedung Putih pada Rabu (6/6) waktu setempat. Acara ini terbilang mengejutkan bagi banyak orang di komunitas Muslim setelah Trump melewatkannya pada tahun lalu.

Dilansir di Times of India, Kamis (7/6), Trump memberikan pesan tentang persatuan dalam acara tesebut. Ia juga mengakui anggota komunitas Muslim, baik di Amerika maupun luar negeri.

"Dalam pertemuan bersama malam ini, kami hormati tradisi sakral dari salah satu agama besar di dunia," ujarnya di hadapan sejumlah hadirin, termasuk duta besar negara Muslim seperti Arab Saudi dan Yordania.

Acara buka puasa ini merupakan perubahan dramatis dari retorika Trump yang digunakan selama kampanyenya. Saat itu, ia menyerukan penghentian total dan menyeluruh terhadap umat Muslim untuk memasuki negara tersebut, membandingkan pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang saudara dengan ular mematikan.

photo
Infografis Trump Rayu Dunia Islam

Selain menyerukan penghentian total bagi umat Muslim memasuki Amerika Serikat, Trump juga menuai kritik atas tindakannya me-retweet video anti-Muslim. Video itu diunggah oleh kelompok sayap kanan di Inggris. Terakhir, kritikan terhadap Trump juga diberikan atas pengakuannya terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dalam acara sakral tersebut, Trump berbicara tentang ikatan persahabatan dan kerja sama yang diperbarui dengan 'mitra berharga' dari seluruh Timur Tengah. Ia juga menyebutkan, buka puasa merupakan momentum ketika keluarga dan teman-teman merayakan pesan perdamaian, kejelasan dan cinta abadi.

Ia mengingat kunjungannya ke Arab Saudi pada tahun lalu. Trump menyebut perjalanan itu sebagai salah satu dari dua hari terbesar dalam hidupnya. "Hanya dengan bekerja sama, kami bisa capai masa depan yang aman dan makmur untuk semua," tuturnya.

photo
Infografis Trump Kurangi Bantuan untuk Palestina

CEO Islamic Relief USA, Sharif Aly menjelaskan, pihaknya senang melihat keputusan Gedung Putih mengembalikan tradisi buka puasa bersama. "Ini merupakan acara yang harus diselenggarakan tiap tahun seperti halnya Easter Egg Roll, Passover Seder dan Christmas Open House," ucapnya.

Lebih lanjut, Aly mendesak pemerintah untuk secara aktif terlibat dalam isu-isu yang berdampak pada komunitas Muslim. Tidak terkecuali bagi penerima manfaat program Islamic Relief USA yang merupakan organisasi kemanusiaan dan advokasi. Misalnya, dalam kebijakan larangan bepergian dan pemotongan yang diusulkan untuk program kesejahteraan sosial.

Buka puasa bersama telah diadakan secara rutin di Gedung Putih sejak pemerintahan Clinton sebagai upaya menjangkau dan mendekatkan diri dengan umat Muslim. Tidak lama setelah serangan teroris 9/11, Presiden George W Bush mengadakan kumpul duta besar dan diplomat dalam perayaan Ramadhan. Pada acara itu, Bush mengatakan, kejahatan tidak memiliki hari-hari suci.

photo
Barack Obama dalam jamuan buka puasa.

Presiden Barack Obama melanjutkan tradisi buka puasa bersama yang kemudian terhenti saat Trump mengambil alih jabatan presiden. Alih-alih menjadi tuan rumah, Gedung Putih justru mengeluarkan pernyataan pada hari libur Islam yang berfokus pada ancaman terorisme. Pemerintahan mencatat,serangan baru-baru ini memperkuat tekadnya untuk mengalahkan teroris dan ideologi sesat mereka.

Sambutan hangat Gedung Putih mulai terasa pada bulan lalu ketika merilis pernyataan dari presiden yang menyatakan, "Ramadhan Mubarak". "Ramadhan mengingatkan kita pada kekayaan umat Islam yang ditambahkan pada permadani religius kehidupan Amerika," tulis pernyataan tersebut.

Terpopuler