REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian menyampaikan bahwa sebelum mudik, para pemudik harus menyiapkan sejumlah hal. Salah satunya, pemudik harus mengecek kendaraan dan mengisi bahan bakar yang cukup.
"Kemudian bawa obat-obatan untuk kesehatan masing-masing. Meskipun di sepanjang jalan ini dengan Jakarta-Surabaya sudah terhubung Insya Allah lebih baik dari tahun sebelumnya," kata Tito usai apel gelar pasukan operasi ketupat 2018 di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (6/6).
Tahun lalu, Titomenyebut arus mudik dan balik Lebaran berjalan lancar. Ia pun berharap mudik tahun ini dapat berjalan lebih baik dan tidak terulang kembali kejadian Brexit pada tahun 2016. Ia juga meminta masyarakat agar tidak berangkat mudik secara bersamaan. Ia sendiri memprediksi kepadatan arus mudik akan terjadi pada tanggal 8 hingga 10 Juni.
"Pesan kepada masyarakat kalau bisa melihat situasi. Lihat media dan aplikasi. Kalau terjadi kemacetan lebih baik ditunda dan berangkat pada tanggal 10-12 Juni," ujarnya.
Dengan waktu libur yang panjang, Ia berharap tidak ada penumpukan kendaraan pada satu dua hari. Selain itu, mantan Kepala BNPT ini juga meminta masyarakat yang meninggalkan rumahnya di Jakarta agar menitipkan kepada para tetangga yang tidak mudik Lebaran. "Atau bisa dititipkan ke saudara atau RT setempat," katanya.
Untuk menjaga lingkungan, Tito pun sudah memerintahkan jajarannya memperkatat patroli. Dalam hal ini, pihak Bhabinkamtibmas dan Babinsa akan bekerja sama dengan lingkungan sekitar.
"Saya sudah menyampaikan ke Pak Gubernur untuk bekerja sama dengan RT RW bekerja sama dengan Babinsa dan Bhabinkamtibas untuk menjaga dan memperkuat patroli dan menerima titipan masyarakat kalau rumahnya kosong," katanya.
Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian turut mengimbau kepada seluruh masyarakat yang hendak melaksanakan mudik saat hari raya Idul Fitri 2018 untuk tidak menggunakan kendaraan roda dua atau motor saat pulang ke kampung halamannya masing-masing. Meski merupakan salah satu moda transportasi yang masih digemari warga untuk mudik, namun kata dia, kendaraan roda dua merupakan moda dengan angka kecelakaan tertinggi.
"Kami mendorong arus mudik agar masyarakat tidak menggunakan roda dua. Karena roda dua lebih rawan angka kecelakaan," kata Tito usai menggelar apel gelar pasukan operasi ketupat di Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (6/6).
Tito mengungkapkan, pada tahun 2017, setidaknya angka kecelakaan roda dua terjadi sebanyak 71 persen dengan rata-rata korban terbanyak di usia produktif. Menurut Tito, solusi untuk mengurangi pemudik motor adalah dengan program Mudik Bersama. Oleh karenanya, dia mendorong instansi pemerintah dan perusahaan bisa membuat program tersebut untuk masyarakat. "Kami harapkan dari BUMN dan dari perusahaan juga buat giat mudik bersama lebih banyak sehingga tidak menggunakan kendaraan yang rawan seperti roda dua," ucap Tito.