Cerita Mudik Sri Mulyani, Antre Sungkem Sampai Koko Wakanda

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Andi Nur Aminah

Rabu 06 Jun 2018 14:00 WIB

Sri Mulyani - Menteri Keuangan Foto: Republika/ Wihdan Sri Mulyani - Menteri Keuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan Idul Fitri kerap menyisakan memori berkesan bagi setiap orang. Hal itu tak terkecuali untuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Salah satu tradisi yang tidak ia lupakan ketika mudik ke kampung halaman kakek dan neneknya di Gombong, Jawa Tengah, adalah antrean sungkem yang panjang. "Jadi, anak mbah itu ada 16, sementara kami urutan nomor enam. Setelah itu, baru anak, cucu, cicit. Jadi ya panjang banget," kata Sri dalam acara buka bersama media di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (5/6).

Selain itu, hidangan Lebaran yang dimasak oleh sang nenek juga masih menempel di benak mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu. Menu wajib yang kerap hadir adalah jadah, lemper, opor ayam, dan sambal goreng ati. "Itu masakan mbah saya enak banget," kata Sri.

Setelah neneknya wafat, kumpul keluarga kala Lebaran berpindah ke kediaman orang tuanya di Semarang. Dalam momentum itu, setiap keluarga akan menceritakan perkembangan terkini dari masing-masing anggota keluarga. "Jadi, ada update, siapa yang masuk sekolah, sekolahnya ke mana, ada yang mau menikah, siapa yang lulus kuliah. Senanglah pokoknya kami sharing," katanya.

Akan tetapi, tradisi itu dihapuskan karena dikhawatirkan menimbulkan tekanan. Alhasil, sesi itu diganti dengan sesi berbagi pengalaman yang lebih ceria dan tetap intim.

Berbagi angpau juga menjadi tradisi. Uniknya, di keluarga Sri, angpau dikumpulkan menjadi satu. "Ini supaya tidak telihat perbedaan keluarga ini memberikan angpau sekian, keluarga itu sekian," ujarnya.

Angpau yang sudah terkumpul kemudian dibagikan dengan nominal bervariasi sesuai usia dan tingkatan pendidikan. "Jadi, untuk yang masih TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa masing-masing sekian. Untuk yang kerja tadinya masih diberi, tapi sekarang diminta kontribusi. Sedikit juga tidak apa-apa," kata Sri.

Ihwal tradisi mengenakan baju baru, Sri mengaku lebih memilih untuk mengenakan pakaian yang memang sudah ada. Akan tetapi, ia mengaku ketika kecil ikut merasakan kegembiraan ketika bisa mengenakan baju baru saat Lebaran. "Orang Jawa bilang doro mangan pari, durung bodo wis nganyari. Artinya, burung dara makan padi, belum Lebaran sudah pakai baju baru. Kalau dulu ya senang pakai baju baru untuk merayakan Idul Fitri. Kalau sekarang sudah tua ya tidaklah," ujarnya.

Meski begitu, Sri ternyata juga memberikan perhatian pada busana yang sedang hit jelang Lebaran kali ini, yaitu baju koko Wakanda. Sri mengaku akan membeli pakaian yang terkenal lewat film pahlawan super itu untuk anaknya yang sedang menjalani studi di Amerika Serikat. "Baju koko Wakanda itu saya harus bawa untuk anak saya yang masih sekolah di AS. Karena di AS enggak ada itu, jadi keren kan," kata Sri. 

 

Terpopuler