Komisi MUI Minta Program Ramadhan di TV Ini Dihentikan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah

Selasa 05 Jun 2018 17:30 WIB

Ramadhan di Rumah Uya, salah satu program Ramadhan di Trans 7. Foto: Youtube Ramadhan di Rumah Uya, salah satu program Ramadhan di Trans 7.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) merilis laporan hasil pantauan tayangan konten Ramadhan di relevisi (TV) pada 10 hari pertama bulan Ramadhan. Sebanyak 15 TV dipantau oleh 20 pemantau dari empat komisi MUI. Mereka adalah Komisi Infokom, Komisi Fatwa, Komisi Dakwah, serta Komisi Kajian dan Pendidikan.

Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Rida HR Salamah mengatakan, pantauan tayangan konten Ramadhan di TV tahun ini yang ke-11 sejak 2007. Pemantauan dilakukan oleh MUI bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

"Fokus pantauan kepatuhan pada regulasi penyiaran, kesesuaian dengan fatwa MUI terkait penyiaran, komunikasi dan dakwah, kompetensi dan akhlak pengisi program siaran TV," kata Rida saat merilis laporan hasil pantauan tayangan konten Ramadhan di TV, Selasa (5/6).

MUI merekomendasikan sejumlah tayangan yang perlu dihentikan. Rida menyampaikan, pada beberapa program yang dinilai melampaui kepatutan dan kepantasan program Ramadhan, MUI merekomendasikan pemberian sanksi berat. Sanksi berupa pemberhentian penayangan program.

"Berikut beberapa program tersebut, 'Ramadhan di Rumah Uya' (Trans 7), 'Brownis Sahur' (Trans TV), 'Ngabuburit Happy' (Trans TV), 'Sahurnya Pesbukers' (ANTV), dan 'Pesbukers Ramadhan' (ANTV)," ujarnya.

Dia menyampaikan beberapa temuan pokok dari hasil pantauan tayangan TV saat Ramadhan. Beberapa TV memperlihatkan komitmen serius menyiapkan program Ramadhan yang sejalan dengan standar siaran religi. Sesuai yang diserukan MUI selama ini, baik dalam tausiyah pra-Ramadhan maupun dalam paparan hasil pantauan tiap tahun. TV tersebut di antaranya, Metro TV, TVRI, RCTI, SCTV, dan TVOne.

Sejumlah program kreatif, positif dan menjadi trendsetter juga muncul di beberapa TV. Terutama terlihat di RCTI, Metro TV, dan RTV untuk khusus segmen anak. Beberapa TV datang ke MUI menjelang Ramadhan. Tujuannya untuk mendialogkan rencana program mereka. Di antaranya SCTV, TVRI, dan ANTV. Ini bukti iktikad baik untuk berbenah. "(Tapi) program berlabel Ramadhan atau istilah lain terkait Ramadhan, masih banyak ditemukan yang isinya, gaya pembawaannya, dan pilihan waktu tampilannya tidak sejalan dengan spirit Ramadhan," ujarnya.

Rida mengatakan, terutama banyak terjadi pada program komedi, tayangan live atau program konser musik, dan sinetron. Trans TV, Trans 7 dan ANTV masih mendominasi program yang paling banyak dikritik. Dia mengatakan, hal ini sangat disayangkan karena Trans Corp sebenarnya juga memproduksi sejumlah program positif.

Ia menambahkan, kualitas pemilihan pendakwah agama juga masih perlu terus dievaluasi. Satu sisi ada upaya dunia TV untuk merekrut mubaligh baru dengan mengedepankan aspek kompetensi dan integritas (akhlak). Namun, masih ditemukan beberapa pendakwah agama yang tidak terlalu jelas rekam jejak kompetensinya atau lebih mengedepankan aspek daya hibur sang figur. "Pada beberapa program yang masih memperlihatkan kemauan pembenahan, MUI memberikan beberapa saran perbaikan," katanya.

Terpopuler